Tidak selamanya hidup selalu sesuai rencana, yang kita rencanakan kadang berbalik seratus delapan puluh derajad dengan kenyataan yang diharapkan. Itu sebuah bukti sahih bahwa manusia hanya bisa merencanakan sedangkan pemberi keputusan tetaplah Allah sang penguasa semesta raya. Itu pula yang setidak-tidaknya yang pernah terjadi atas diriku beberapa tahun silam.
Langkah Pertama adalah langkah yang paling sulit dilakukan seseorang, padahal sesungguhnya langkah pertama itulah kunci sukses untuk menapaki langkah berikutnya. Kalaupun kita mulai melangkahkan kakinya tanpa disertai konsistensi berkesinambungan maka yakinlah perjalanannya akan putus ditengah jalan. Sama halnya dengan orang berhijrah dari satu keadaan pada keadaan yang lain tentu bukan hal yang mudah dibutuhkan sikap istiqomah.
menyibak awan, menyongsong matahari l sumber gambar |
Berawal dari pesan Ayah yang ditulis pada selembar kertas yang diberikan disaat-saat terakhir hidupnya.
"Anakku, engkau telah memilihkan Islam sebagai keyakinan kita bersama, sampaikan apa yang harus disampaikan kepada orang lain, agar makin banyak yang bisa mengambil manfaatnya"
Sebaris kalimat itu yang tetap terngiang di telingaku selalu menjadikan motivasi untuk menyampaikan syiar agama. Bukan perkara mudah harus membalikkan arah hidup dari manusia yang hidup di dunia bebas berubah menjadi manusia yang disekat dengan kaidah-kaidah agama tentu butuh perjuangan dan kesabaran. Bukan itu saja disaat tengah berada di masa-masa puncak menjalankan bisnis multilevel, aku harus dihadapkan dua pilihan sulit antara konsentrasi di dunia bisnis atau di dunia dakwah.
Memang benar kata orang, hidup adalah sebuah pilihan dan manusia agar bisa eksis harus mempunyai pilihan sebagai skala prioritas dalam hidupnya. Maka karena wasiat dari ayah aku ikhlas meninggalkan dunia bisnis yang telah memberiku banyak rupiah agar bisa lebih konsentrasi pada dunia dakwah. Ternyata memulai berdakwah tidak semudah membalikkan tangan banyak sindiran dan cibiran diarahkan padaku, terutama dari lingkungan teman-teman yang selama ini menjadi bagian dari kebebasanku.
Aku teringat dengan kata salah satu ustadz yang menjadi pembimbingku, jangan dikira engkau bisa berhijrah tanpa diuji terlebih dahulu, ada sebuah ujian yang bisa merontokkan keimanan jika tidak tahan uji. Dan benar adanya Allah menguji keimananku melalui sindiran-sindiran teman yang cukup memerahkan telinga. Aku hanya tersenyum, mungkin senyuman yang kutebarkan bisa menjadi air untuk memadamkan api yang mengeliat diwajah teman masa laluku. Biarlah aku menjadi manusia baru yang bisa memberi manfaat bagi orang-orang disekitarku.
Dari buku sirah Nabawiyah aku mengambil pelajaran untuk merenung. Masih beruntung aku hanya menghadapi sindiran dan cibiran, sangat tidak sebanding dengan ujian para Nabi dan Rasul yang harus menghadapi serangan senjata dan pedang bahkan nyawa menjadi taruhan demi menegakkan kebenaran hakiki. Maka tidak ada alasan bagiku untuk mundur sejengkalpun dari langkah-langkah kecil yang sudah kutapakkan.
Aku sangat terkesan dengan sebaris kalimat yang disampaikan seorang ulama besar Ibnu Taymiyah dengan kalimatnya yang indah memotivasi "bagi mukmin sejati dibunuh adalah syahidah diusir adalah tamasya dipenjara adalah khalwat" Subhanallah.
Aku ingin berubah, aku ingin mencari hakikat hidupku yang telah hilang. Dengan tekad yang kusematkan didada aku mencari guru-guru pembimbing agama, mencari referensi-referensi buku yang bisa dijadikan pijakan dasar dalam mengarungi kehidupan baru. Tidak ada kata lelah, tidak ada kata menyerah karena keyakinan kuat bahwa Allah akan berada disisi orang-orang yang ingin berhijrah. Aku memang orang yang lemah dan bodoh tapi aku punya sandaran yang Maha Kuat dan Maha Pandai yang sangat pantas untuk diandalkan.
Jangan kita merasa takut menyampaikan kebenaran, selama kebenaran bersumber dari Allah dan Rasulnya, demikian nasehat dari guru pembimbing yang membuatku tidak ragu lagi menapaki dunia baru. Mari tanamkan kuat dalam diri kita bahwa sesungguhnya kita diciptakan untuk menjadi seorang pemenang bukan pecundang, kita dilahirkan menjadi khalifah untuk mengisi kehidupan di bumi dengan kemaslahatan bukan kemudharatan.
Bersyukur Allah telah memberi kemudahan dengan mempertemukanku dengan orang-orang yang ahli dalam bidang agama, berawal dari mengikuti remaja masjid aku banyak belajar tentang dasar-dasar akidah Islam dan bagaimana seharusnya sikap seorang muslim dalam habluminallah dan habluminannas. Sungguh suatu keajaiban terjadi, semua berjalan diluar nalarku. Maka benar jika Allah sudah berkehendak tidak ada yang sulit bagi-Nya.
Banyak pemahaman baru yang kudapat dari majelis satu ke majelis yang lain dan semakin banyak yang kudapat maka semakin merasa diri ini semakin bodoh dan faqir dihadapan-Nya. Apa-apa yang kubanggakan selama ini tidak ada artinya bagi-Nya, ilmu manusia hanya ibarat setetes air dilautan luas. Masih pantaskah kita membusungkan dada dengan setetes ilmu yang dimiliki?
Terima kasih ya Robb, melalui perantara wasiat ayah telah Engkau ingatkan diriku untuk berubah menjadi manusia baru dengan langkah baru menuju dunia baru. Dunia yang disinari cahaya-Mu nan terang benderang, dunia yang memberi harapan baru. Jika Engkau izinkan berilah kekuatan pada tangan lemah ini untuk menyibak pekatnya awan dan menyongsong terangnya matahari dihati serta membiaskan cahaya-Mu ke seluruh alam dan ke relung hati. Aamiin.
Allah pembuat skenario yang maha indah selalu memberi peran yang terbaik bagi hambanya. Jangan pernah ragu akan segala qudrat dan iradat-Nya, karena Allah maha tahu akan kemampuan hambanya, yang baik bagi Allah pasti baik bagi hamba.
Allah pembuat skenario yang maha indah selalu memberi peran yang terbaik bagi hambanya. Jangan pernah ragu akan segala qudrat dan iradat-Nya, karena Allah maha tahu akan kemampuan hambanya, yang baik bagi Allah pasti baik bagi hamba.
langkah pertama itu kunci kesuksesan namun terkadang berat untuk melangkah..insyaallah barokah mas insan dan Allah selalu bersama hambanya yang bertakwa :)..sukses GA nya
ReplyDeleteInsya Allah Tia, mohon dibantu doanya ya
Deleteperubahan awal itu memang sulit perlu tantangan tuk melakukannya, kalo sudah mampu melangkah di langkah awal apa urusan selesai? oh ternyata tidak..perjalanan masih panjang sodaraku,istiqomah alias konsisten itu ternyata ga mudah. itulah tantangan2 berikutnya.
ReplyDeleteRasul tidak dibenci kaum musrik ataupun orang2 kafir karena akhlaknya tapi Rasul dibenci mereka karena apa yang dibawa setelah beliau diangkat menjadi Rasul yakni Islam sebagai Din yang di ridhoi Alloh. semoga kita tetep istiqomah. *pelukhangat*
salaam, sodaramu
Lagi-lagi mas Topick memperkaya khasanah keilmuanku
Deleteterimakasih mas..
salam
Lanjutkan dakwahmu Cak, tapi tetap ikhtiar nayri sandang pangan.. Ben ora jomplang.. aamiin.
ReplyDeleteTak dukung jadi juara artikel ini.. Sahuuuur Caaak.
suwun Sam...,insya Allah tetep ikhtiar mengais rizki, kan masih hidup didunia yang perlu modal utk menghidupi didri dan keluarga...
DeleteAamiin...
Yang tetap perlu diingat selalu adalah apapun yang dilakukan manusia hanya sebatas ikhtiar saja, semua tetap dikembalikan oleh Kehendak Allah SWT. So memang jalan menuju gerbang kesuksesan diperlukan pengorbanan disertai doa-doa dan sikap istiqomah dalam memegang komitmen. Kalo di falsafah Jawa seperti yang saya anut "Jer Basuki Mawa Beya"... semoga sukses untuk GAnya ya mas..slm hangat dari Kudus ^^
ReplyDeleteterimakasih sharenya mbak, menjadi tambahan semangat.
Deletesetuju sekali untuk memperoleh keberhasilan dibutuhkan sebuah pengorbanan
sya harus banyak belajar lagi dari isi postingan ini..
ReplyDeletethx sobat... sukses utk GA-nya !
Terima kasih kunjungannya
Deletesalam dan sukses
Sebuah Refleksi yang luar biasa..
ReplyDeleteSmangat mas smg sukses ngontesnya.. ikutan juga ah.. :)
wauu terimakasih..
Deleteayoo mbak ikutan juga
semoga kita semua diberi keitiqamahan dan kesanggupan untuk berjalan di atas lintasan rahmat-Nya. Terima kasih telah berbagi :)
ReplyDeleteAamiin...
Deletesemoga demikin juga dgn mas Rudy
Ditulisanku, juri nyamar jadi tukang obat, sedih rasanya.
Delete1000miles Journey starts with one small step.... Smangat Trs mas berdakwah..
ReplyDeleteThanks for sharing :-)
sangat setuju mbak
DeleteSeseorang yang hendak menanam biji kebaikan, memang kadang harus melalui tahap yang tidak enak dulu, Om. Tetap semangat dan istiqomah dalam menjalankan misinya, Om. :)
ReplyDeleteJempol jempo jempol jempol. . .
itu sepertinya sdh menjadi hukum alam ya Idah..
Deleteyang penting niat, ikhlas dan istiqomah
Semoga tetap istiqomah ya Pak
ReplyDeleteDoakan juga saya semoga bisa berIslam dengan baik, berahlak indah :)
Insya Allah...
Deletedoa terbaik untuk kang Haris
Wah. Entah kenapa, saya ngerasa tulisan ini memiliki ruh. Pergulatan batin ya, memilih antara dua hal yang sama-sama penting. Finansial dan Dakwah. Dunia dan Akhirat. Semoga Istiqamah :')
ReplyDeleteKomentar Rin jadi tambahan amunisi semangatku..
Deleteterimakasih
Turut merasakan kebahagiaan yang mas Insan raih saat ini. Segala keceriaan dan kedamaian dalam keluarga mas Insan adalah rahmat dari Allah atas keteguhan iman yang mas Insan miliki.
ReplyDeleteTerimakasih mbak Niken, semoga begitu pula adanya degan keluarga mbak Niken
Deleteselalu ada pelangi setelah hujan,baarakallah mas......
ReplyDeletewah artinya apa yah... maklum lemot.
DeleteAlhamdulillah Om Insan.
ReplyDeleteKita masih dalam ruang Iman dan Islam. Sebuah hakikat hidup yang membawa kita untuk bisa lebih baik kedepannya.
Insyaallah sampai akhirnya nanti. Amien..
Aamiin...
Deletedoa dan harapan seruppa buat mas Imam dan keluarga
Terima kasih untuk nasehat indahnya. :)
ReplyDeletesaya menggaris bawahi kalimat "membalikkan arah hidup dari manusia yang hidup di dunia bebas berubah menjadi manusia yang disekat dengan kaidah-kaidah agama"
ReplyDeleteBagi saya ini sungguh luar biasa, karena hanya orang yang terpilihlah yang sanggup memperjuangkannya..
Salam kenal.. kunjungi blogku juga ya.. :)