Jika Ramadhan Terakhirku

Suara Adzan berkumandang bersahutan menghiasi langit jingga saatnya membatalkan puasa dan menyegerakan berbuka dengan seteguk teh manis hangat. Tiada kenikmatan meneguk air melebihi kenikmatan orang berbuka puasa, sensasinya sulit untuk di terjemahkan dengan kata-kata. Itulah karunia kenikmatan yang diberikan-Nya kepada hamba yang berpuasa.  Subhanallah.

Itu hanya sebagian kecil kenikmatan yang diberikan secara tunai belum kenikmatan surgawi serta ampunan yang dijanjikan bagi hamba yang menjalankan puasa dengan hati tulus dan ikhlas mengharap ridha-Nya. Apalagi dibarengi dengan amalan sunah yang nilai pahalanya setara dengan amalan wajib di bulan lainnya. Rasanya tidak ada yang lebih baik selain menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan kesungguhan hati dan niat yang baik dan benar.

Aku masih ingat dengan nasehat Rasulullah yang sering kudengar dari tauziah para Ustadz "Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok pagi." Tidak banyak target yang ingin kuraih di bulan Ramadhan ini, jika Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhirku maka aku hanya berpikir sederhana saja yakni ingin mengikuti alur dan aturan main yang telah Allah berikan untuk hambanya. 

Ingin mengisi Ramadhan bulan yang penuh berkah dan penuh keutamaan ini dengan ibadah yang berkualitas, berpuasa dengan sebenar-benarnya puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga, melengkapi ibadah fardu dengan ibadah sunah dan menjadikan Ramadhan sebagai kawah candradimuka atau sarana melatih hati, jiwa dan raga untuk menjadi lebih istiqomah dimasa-masa yang akan datang. Dan syukur Alhamdulillah jika Allah mengizinkanku meraih satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan

Ini mungkin target yang sangat sederhana tetapi dari yang sederhana bila dijalankan dengan kesungguhan maka akan berdampak besar bagi diri-sendiri. Tidak dipungkiri seperti halnya muslim lainnya akupun punya target utama agar bisa menjejakkan kedua kaki di surga. Tapi biarlah itu urusan Allah, Dia yang lebih mengetahui atas segala sesuatu. Aku hanya bisa menjalankan yang menjadi kewajibanku sebagai hamba-Nya. Aku sadar apa yang baik bagi hamba belum tentu baik bagi-Nya tetapi yang baik bagi-Nya pasti baik bagi hambanya.

Seandainya Ramadhan ini adalah bulan terakhir untukku, aku juga ingin melihat semakin banyak lagi saudaraku seiman dan seagama bisa meraih berkah, menggapai kesuksesan, mengambil manfaat serta memperoleh ampunan di Ramadhan yang suci ini.  Aamiin.  

Ceria Ramadhan Bersama Gamazoe dan Dhenok Habibie

Gambar dari sini

Artikel Media Macarita Sejenis

Categories: Kontes, Ramadhan, Renungan