Selalu menyebarkan cahayanya |
Bismillahirahmanirrahim
Berbicara masalah rasa senang maka erat kaitannya dengan nikmat, dan nikmat itu sendiri akan terasa nikmat bila disertai rasa syukur. Jika harus memilih nikmat mana yang paling nikmat tentunya sangat sulit menentukan, karena begitu banyak nikmat yang telah kudapatkan. Jika harus dihitung-hitung maka banyaknya pasir dipantai tidak sebanding dengan banyaknya nikmat yang kudapatkan dari-Nya. Selain daripada itu setiap nikmat selalu ada sensasinya masing-masing. Baik itu nikmat sehat, nikmat ilmu, nikmat iman serta nikmat Islam.
Baiklah aku tidak akan membahas tentang rasa senang, nikmat ataupun syukur. Tetapi sesuai dengan tema GA yang diusung oleh Pak Ust. Akhmad Muhaimin Azzet adalah "Senangnya Hatiku" maka mau tidak mau harus memilih satu rasa yang membuatku merasa senang bahkan bukan sekedar rasa senang tetapi sebuah rasa bahagia yang harus disyukuri.
Jika ditanya moment apa yang membuatku senang bahkan sangat bahagia? Maka dengan tegas aku jawab "Saat meninggalnya ayahku" Loh kok begitu..?
Mungkin ada yang mengatakan aku anak durhaka yang tidak tahu diri !, Hmmm.!!
Atau mungkin ada yang bertanya-tanya apakah senang karena dapat warisan berlimpah?. "Bukan, ayahku bukan konglomerat yang meninggalkan harta banyak"
Atau karena terbebas dari sikap killer sang ayah? "Bukan juga, karena ayahku termasuk type penyabar, penyayang kendati sangat disiplin"
Lantas apa?. Okelah daripada bertanya-tanya yang tidak jelas mari melanjutkan membacanya.
Memang terasa sulit untuk mengatakan apakah itu suatu kebahagiaan atau bukan. Secara nalar manusia normal memang teramat menyakitkan dengan kepergian figur seorang ayah yang kusayangi dan kuhormati. Tapi disisi lain aku merasa bahagia ketika melihat dengan mata kepala sendiri ayah meninggal dengan (Insya Allah) husnul khatimah. Dari bibirnya disematkan seuntai senyum dibarengi dengan bacaan La ilaaha illallah menjelang hembusan nafas terakhir. Alhamdulillah
Demikian kehidupan ada harga yang harus dibayar, Ada pengorbanan yang harus diberikan. Kita tidak pernah tahu apa rahasia dibalik itu semua. Yang baik bagi hamba belum tentu baik bagi Allah sedangkan yang baik bagi Allah pasti baik bagi hambanya. Itulah kenyataan yang kuhadapi, Aku tersadar bahwa kesedihan yang kuterima tidak sebanding dengan kenikmatan yang diberikan Allah berupa kematian yang indah dan husnul khatimah.
Betapa aku senang dan bangga terhadap ayah jika meruntut dari sejarah panjangnya. Ayah dulu orang yang paling menentang keislamanku hingga akhirnya mengikuti jejakku bahkan berbalik mendukung dengan sepenuh jiwa dan raga. Itu terbukti dengan wasiat yang diberikan dalam bentuk catatan kecil dikertas yang ditulisnya sendiri disaat-saat terakhirnya "engkau telah memilihkan Islam sebagai keyakinan kita bersama, sampaikan apa yang harus disampaikan kepada orang lain, agar makin banyak yang bisa mengambil manfaatnya" (selengkapnya disini)
Itulah sebuah titik balik bagiku untuk tetap belajar dan berusaha menyampaikan kebaikan dan kebenaran baik secara langsung atau melalui tulisan yang aku kemas secara sederhana diblog Media Robbani. Allah punya cara sendiri untuk menegurku melalui perantara wasiat itu aku kembali bangkit dari keterpurukan. Sepeninggalan Ayah telah membukakan mata hatiku untuk belajar pada filosofi sang Matahari "Tidak pernah bosan menyebarkan cahayanya untuk menerangi kegelapan" Insya Allah aku akan menjadi matahari yang tidak akan bosan menyebarkan cahaya kebaikan pada kegelapan dunia. Aamiin
Alhamdulillahirabbilalamin
Semoga ayahanda mendapat tempat yang baik disisi Allah. Diterima segala amal perbuatan dan pertobatannya.
ReplyDeleteSebagai anak, menyaksikan kematian dr ayahanda dgn keadaan yang indah itu tentu saja membawa kebahagiaan sendiri. Sekalipun itu berarti beliau pergi meninggalkan kita utk selamanya. Tapi dgn keimanan yg meyakini bahwa semua yg kita miliki adalah titipan, tentunya hati lbh ikhlas menerima saat titipan kita diambil oleh yg empunya dgn cara yang indah.
Semoga sukses dgn GAnya... #bakal panen hadiah nih kayaknya... :D
Aamiin..
DeleteTerimakasih untuk doa yang indah.
Betul sekali mbak, memang tidak mudah mengikhlaskan hati. tapi jika menyadari bahwa setiap manusia ibarat berdiri disebuah antrian maka mau tidak mau harus mengikhlaskannya..
komentarnya bagus sekali mbak... suka banget
Ya Allah, mendadak merinding.....
ReplyDeletesemoga Beliau mendapat tempat terbaik disisinya :)
Aamiin...
Deleteterimakasih ya kunjungannya
Semoga anda sekeluarga selalu diberi kekuatan untuk melanjutkan wasiat dari Bapak..
ReplyDeletesukses mas lombanya
Aamiin...
Deleteterimakasih untuk doanya.. dan sukses juga buat mas
Semoga bisa menjadi matahari :)
ReplyDeletesalam kenal
hehehe...iya.. semoga..
Deletesalam kenal juga..
Semoga diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menjalankan warisan dari ayahanda.......
ReplyDeleteAamiin.. insya Allah
Deletedibantu doa ya..
Alhamdulillah...., itu sebuah nikmat yang luar biasa yang harus disyukuri. Saat2 terakhir nafas dalam raga ini masih dalam tauhid yang bercahaya. Sebuah kepergian ke rumah abadi yang husnul khatimah. Berdesiran hati saya membacanya, Pak. Semoga diri yang faqir ini juga mendapatkan karuania-Nya yang senantiasa menyebut dan bersama-Nya. Semoga demikian juga dengan Pak Budi, keluarga, juga saudara tercinta. Allaahumma aamiin.
ReplyDeleteDengan bergetar maka dengan resmi saya nyatakan artikel tersebut telah TERDAFTAR. Makasih banyak ya, Pak.
Subhanallah...
DeleteKomennya tidak kalah bagusnya dan cukup menggtarkan hati
saya meng-aamiin-kan doa dan harapannya Pak..
Terimakasih
aiih... aku terharu membaca tulisan ini... Semoga Allah memberikan tempat terbaik di sisiNYA untuk almarhum ayah ya... Menjadi matahari.. sebuah niat tulus yg membanggakan.. semoga terwujud selalu, mas... dan semoga berjaya di GA Bang Azzet ini ya..
ReplyDeleteTerimakasih mbak..
Deletesungguh kebanggaan kedatangan mbak Mechta
saya mengaamiinkan doanya.
Subhanallah... Bersyukurlah kita2 yang mendapat nikmat Islam. Semoga kita pun kelak bisa tetap menyematkan tauhid dalam hati, hingga ajal menjemput nanti...
ReplyDeleteAamiin...
DeleteSaya berharap keluarga kaka' Akin demikian adanya
sosok AYAH adalah salah satu sosok yang hadir dalam kehidupan setiap insan dan selalu mempunyai kenangan indah tentangnya,
ReplyDeletesemoga beliau tenang di alam sana dalam penantian hingga hari akhir,
btw-semoga sukses ya kontesnya :)
Aamiin...
Deleteterimakasih Mas Hari...
semoga mas Hari dan keluarga akan lebih baik lagi
insya Allah pak...
ReplyDeletesemoga selalu menjadi matahari "syam" yang sesalu menyinari....
Ah terimakasih...
Deletemohon doa dan suportnya..
bahkan ketika malam pun matahari tetap bersinar :)
ReplyDeletesealu menyinari ya mas
ReplyDeleteSubhanalloh...terasa sejuk hatiku membaca tulisan panjenengan. Terimakasih pak. salam kenal...
ReplyDeletesemoga senantiasa menjadi matahari yang menerangi..
ReplyDeletesalam kenal
salam kenal,
ReplyDeletekutunggu kunjungan baliknya
nice post ya gan
ReplyDelete