"Kedua Orang tua ibarat ladang amal di dunia untuk bekal kehidupan di akhirat nanti, maka jika kalian masih mempunyai orang tua tapi tidak menjaganya bahkan mendurhakainya maka sungguh suatu kerugian yang besar"
Sore
itu ketika aku memasuki dipelataran Masjid ada suara memberi salam dengan
ramahnya “assalamualaykum” sepontan tanpa melihat siapa yang memberi salam
kujawab “wa’alaykumsalam” kemudian sesosok remaja menghampiriku seraya menjabat
tanganku? Dengan seuntai senyum dibibirnya sebagai ciri khasnya. Remaja itu
bernama Midan.
Midan
adalah seorang Muadzin juga Qori di masjid dekat rumah, kamipun terlibat
percakapan dengannya, tapi tak lama Midan mohon izin untuk mengumandangkan
adzan karena saat magrib sudah tiba. Suara adzan ini benar-benar indah sampai
merinding aku dibuatnya. Subhanallah.
Setelah
sholat
magrib berjamaah selesai Midan kembali menghampiriku, seperti biasa dia
banyak bercerita dan berdiskusi perihal agama, kehidupan dan lain-lainnya. Dari
kecil
Midan termasuk anak yang kritis dibanding anak-anak seusianya, banyak
pertanyaan yang kadang membuatku berpikir keras dan cukup hati-hati menjawabnya.
Pikiranku
kembali melayang pada beberapa tahun yang lalu, saat aku menjadi bagian
dari Remaja Masjid. Saat itu Midan masih anak-anak, dia datang dari desa kecil
di sebuah daerah di Kalimantan, setelah kedua orang tuanya meninggal dia diambil oleh Pak
Yatno pamannya, sebenarnya pak Yatno sendiri bukan orang yang berkecukupan
bahkan kalau boleh dibilang sangat kekurangan, dia menetap di masjid sekaligus
sebagai tukang bersih-bersih. Jika ada yang membutuhkan tenaganya dia bisa juga
sebagai pekerja dibangunan. Tapi Alhamdulillah karena Midan termasuk anak yang
cerdas ada salah satu jamaah masjid yang bersedia menjadi ayah asuh untuk
membiayai sekolahnya.
Di
Remaja Masjid ada program belajar mengajar dari Remaja Masjid untuk anak-anak
SD disekitar Masjid yang diberi nama Pena Irma, dari situlah Midan Kecil
belajar ngaji sekaligus belajar tentang pelajaran di sekolahnya. Kebetulan
Midan adalah salah satu yang aku bantu untuk belajar membaca juz'amma dan
belajar pelajaran sekolah jadi aku cukup paham dengan kemampuannya. Setelah dia masuk SMP aku sarankan untuk ikut belajar Qiro'ah. Maka dari kemauan dan kerja kerasnya serta doanya akhirnya Midan bisa menjadi seorang Qori yang cukup bagus yang bisa dibanggakan.
biaskanlah aura positif keseluruh alam |
Pada
intinya seseorang tergantung dari kemauan yang disertai kerja keras selain doa
yang menjadi faktor utama, jika kalian menganggap uang berlimpah sebagai sarana
utama menuju yang lebih baik, maka contoh nyata adalah Midan, dengan
segala keterbatasannya dia mampu bangkit dan terus berusaha. Karena hidup
tidak hanya cukup dengan mengeluh, tidak akan bisa bertahan jika hanya menghitung
kekurangan diri tapi berjuang semaksimal mungkin dan apapun hasilnya Allah yang akan
menentukan. Yang terpenting adalah biaskanlah aura positif keseluruh alam, maka alampun akan membantu kita. Hargailah orang lain maka orang lain akan menghargai kita.
Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyrah:5-6).
Midan
telah membuktikan dari seorang anak yatim piatu yang serba kekurangan mampu
membuat perubahan bagi dirinya. Midan tumbuh menjadi sosok pemuda yang mandiri,
menjadi pemuda yang jauh dari sifat cengeng, Midan hanya mengeluhkan dirinya kepada
sang pemilik jiwa ini yaitu Allah Ta’ala. Dan Insya Allah dalam waktu dekat
Midan akan menjadi seorang sarjana Teknik…., Selamat!!
Jalan hidup memang gak selalu mulus dan tidak selalu terjal karena setelah kesulitan pasti ada kemudahan. semoga Midan menjadi teknik yang membanggakan....
ReplyDeleteSukses GAnya Mas...
Aamiin...
Deletesaya berharap Midan jika menjadi seorang ilmuan bukan seperti Haman
Yakin bakal ada sesuatu kalau tidak disini ya di Media Robbani. Ternyata benar.
ReplyDeleteSaya suka dgn gambar dan kalimat... Biaskan aura positif ke seluruh alam... Itu sebuah kekuatan yang tersimpan dalam hati.
Buat seorang Midan yg sjk kecil sudah yatim bahkan piatu, kekuatan itu dia miliki sampai pada sebuah pembuktian bahwa dgn keterbatasan dia mampu melakukan hal yg lbh dibandingkan anak2 seusianya. Menjadi qori dan muadzin.
GA yg ditulis dgn the power of kepepet... Keren juga pak. Semoga sukses ya...
Hehehehe.... mbak Niken bisa aja..
Deleteyah begitulah Midan ada semangat yang menerangi jiwanya..
power of kepepet kadang memang mampu menghasilkan sesuatu ya mbak...
tuuh khan juri sepakat sama sy mas... tulisan ini memang keren kok...Tapi jangan jadi kebiasaan ya mepet2 gini... :D
DeleteSiap laksanakan...
Deletemas Insan jadi penutup nih kayanya :) jadi inget jaman kecil dulu kalau ngaji di mesjid depan rumah suka males2an hehehe eh tapi ternyata ada hikmahnya juga ya skr kalau bisa mengaji
ReplyDeletewah.. sama mbak, tp karena ada tugas utk ngajarin ngaji anak2 jadi tidak boleh ada kata males
DeleteSalam salut dan kagum untuk Midan
ReplyDeleteTulisan ini indah dan mencerahkan
Tercatat sebagai peserta GA Cinta untuk Anak Yatim di http://romantisan.com
terimakasih ya kang...
Deletesemoga gak telat dan berkenan dgn tulisan saldi ini
semoga midan bisa menjadi putra yang lebih baik lagi mas
ReplyDeletesemoga sukses di GA nya
Aamiin...
Deleteterimakasih mas Imam
Dan saya juga percaya, pada intinya kita tergantung dari kemauan yang disertai kerja keras kemudian doa yang utk menghantarkan permohonan hasil terbaik....dan Man jadda wa Jadda
ReplyDeleteToss dulu Ririe...
Deletejadi gakk boleh menyerah ya..