Monday, June 4, 2012

Kampung Bloofers


Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama menempuh perjalanan ini, berapa ribu kilo meter kakiku melangkah, berapa banyak kejadian yang menghiasi hidupku, aku terus melangkah dan akan selalu melangkah untuk merekam jejak-jejak hidupku, yang akan menjadi bagian dari sejarah kehidupanku. Ditengah perjalananku tiba-tiba pandanganku tertuju pada sebuah tulisan ditugu yang bentuknya mirip candi kecil, disitu tertulis "Selamat datang di Kampung Bloofers" sebuah nama yang masih asing bagiku, tapi justru membuatku tergelitik untuk mengetahui lebih jauh tentang kampung itu.

Aku mencoba menelusuri jalan menuju kampung itu, dikiri-kanan kulihat rumah-rumah  disematkan gambar lingkaran berwarna ungu, tapi ada satu yang menarik perhatianku, sebuah rumah besar, sekilas semacam pendopo kelurahan, membuatku berhenti sejenak dari perjalanan panjangku, halamannya sungguh luas dan rindang, banyak ditumbuhi pepohonan. Di tempat ini menjadi pilihan bagi anak-anak yang sedang menikmati dunianya, bermain, bercanda, bergembira seolah tiada beban yang menggelayuti pikirannya.

Kampung Bloofers bukan hanya asri tapi juga dihuni oleh warganya yang mengesankan, mereka menyambut kehadiranku dengan sangat ramah, banyak senyum bertebaran disana-sini, mereka menghampirku dengan santun sambil memperkenalkan dirinya satu persatu, oh sungguh aku menemukan keluarga baru bak keluarga cemara, mereka adalah adik-adiku yang lucu, cantik dan tampan, mereka telah membuatku merasa nyaman di kampung ini, Alhamdulillah. Setelah berkenalan dan saling tegur sapa merekapun berpencar larut dengan permainan sendiri.

Kulihat, si Aulia, Nitnot, Todi, Andro, Budiman, Yudhi khairi lagi asyik bermain bola, berlari kesana kemari, sesekali mereka bersorak manakala berhasil memasukkan bola ke gawang, di sudut halaman, tepatnya di sebuah taman si Qefy lagi asyik dengan kamera mainannya, jeprat sana, jepret sini berlagak seperti seorang pothografer profesional, oh sungguh menyenangkan kehidupan anak-anak di kampung Bloofers. 

Sementara di bawah pohon mangga nan rindang seorang anak berbadan agak kurus tengah sibuk memainkan jemarinya diatas senar gitar, dia namanya Yudy, ternyata petikan gitarnya lumayan juga untuk ukuran anak seusianya, disamping Yudy ada dua anak yang ikut teriak-teriak menyanyikan lagu walau suaranya cempreng dan cenderung fals, tapi percaya dirinya luar biasa, ah si Irfan Dupont dan Ujek memang tergolong anak yang paling bandel dan usil diantara mereka, suka ngejailin teman-temannya, tapi sebenarnya keusilan Irfan Dupont dan Ujek hanya untuk membuat suasana lebih akrab saja. 

Di dekat pilar, berdiri si Ridwan dan Fadhli, dengan suara lantang membaca puisi bersaut-sautan, entah karya siapa aku tidak tahu, karena aku bukan orang yang tahu tentang puisi dan sastra, tapi dengan semangat empat lima berdua membawakannya dengan gaya seorang Usmar Ismail. Kemudian kualihkan pandanganku ke arah agak depan dekat pintu masuk halaman, disana ada Arya, Ucank, Emi dan Arman yang tengah serius bermain kelereng, walau kadang dibumbui keributan kecil tapi mereka tetap kompak beradu ketrampilan memaikan kelerengnya, sedangkan Angga dan Irfan yang paling kecil diantara mereka tampak asyik memainkan galasin, sungguh luar biasa suasana di Kampung Bloofers ini.

Sementara anak-anak putri lebih memilih bermain-main di beranda atau ruangan semacam pendopo, ada si Achi, Tia, Inuy dan Lathifah dengan lincahnya memainkan bola bekel, sementara si Irma tengah sibuk bermain dengan boneka shaun bersama Anna, di sebuah meja yang usang terlihat ada Selvi, Dhenok dan Ratri dengan seriusnya menulis di sebuah buku kecil, mereka sangat berobsesi ingin jadi penulis handal jika besar nanti, si Rima, Atun dan Bonits juga tidak kalah seriusnya membaca sebuah majalah anak-anak yang yang berisi cerita-cerita kepahlawanan.

Di sebuah sofa hijau ada si Pipi dengan cekatan memeriksa boneka memakai stetoskopnya, dibantu Uty dan Unee yang juga tidak kalah cekatannya, cara mereka bertiga menggunakan stestokop dan jarum suntik serasa sudah seperti dokter dan perawat sungguhan, ada juga Uthe, Rumi dan Aisa yang lebih memilih duduk disudut ruangan sambil menyantap kue donatnya daripada bermain dengan teman-temannya, agak keluar dari teras Diqa, Awa, Ken dan Amel bermain lompat karet berpasang-pasangan, keempat anak yang seumuran itu terlihat kompak sekali. 

Berbeda dengan anak putri lainnya terlihat si Cahya dan Armae lebih suka bermain yang lebih keras dan menantang, dengan membawa tas ransel besar dia berjalan naik-turun di gundukan tanah pasir, seolah bergaya seperti seorang pendaki gunung, ah ada-ada aja tingkah dua anak itu.


Dari kejauhan terlihat seorang anak putri berlari-lari, dengan seragam putih merah dan dipadu dengan kerudung putih, dia berlari kecil menuju teman putrinya, sambil berteriak  "Aku ikut main bola bekel juga dong !", sontak si Achi yang sedari tadi cemberut karena main bola bekelnya dikalahkan Tia, semakin tambah cemberut lagi, dengan agak kesal dia menjawab "Gak boleh Nick", "kenapa gak boleh?" jawab Nick bingung, "Mainan sama yang lain sana", jawab Achi dengan cuek, mendadak raut wajah Nick jadi memelas, melihat Nick datang masih berseragam, Aulia dengan tampang sangar datang mendekatinya, "Hey Nick ganti baju dulu sono, nanti dimarahin mamamu", datang pula si Nitnot tidak kalah sangarnya, dia bilang "Iya Nick sono pulang dulu, masih pakai baju seragam mau mainan", dan si Andy yang sedari tadi sibuk membetulkan sepeda ontelnya juga ikutan ngeledek.

Sedangkan Aan yang biasanya cool mendadak ikutan ngeledekin sambil berjoget-joget, membuat wajah Nick menjadi semakin memelas sedih dan merasa di dzalimi. Untung segera datang Tia menenangkannya "Sudah jangan nangis Nick", dari kejauhan tampak si Qefy menghampirinya, "Sini Nick !, jadi photo modelku saja", sembari memamerkan camera mainannya, senyum Nickpun mulai bisa mengembang, tak lama mereka berdua menuju ke taman, dengan pe-denya Nick berpose bak photo model, aku tertawa kecil melihatnya.

Aku masih berdiri disini mengamati dan merekam tingkah-polah ceria anak-anak di kampung Bloofers, sebuah pemandangan yang menyentuh hati, mereka tetap rukun dan bersatu walau kadang ada riak-riak kecil perbedaan saat bermain bersama, itulah dunia anak-anak, dunia yang selalu dipenuhi suasana ceria, dunia yang sederhana apa adanya dan dunia yang tanpa saling curiga.

Sebuah rangkaian kata kusematkan diantara awan putih di langit, dan berharap semoga semua manusia di jagad raya ini bisa membacanya Bahwa persahabatan itu indah, persahabatan adalah kedamaian, Mari kita jadikan persahabatan kita sebagai "Persahabatan yang lebih dari persahabatan"

Artikel Media Macarita Sejenis

Categories:

68 comments:

"Setelah dibaca silakan berikan komentar sesuai isi posting. Karena isi posting sopan maka diharap komentarnya juga sopan dan tidak menulis komentar spam yang tidak ada hubungannya dengan posting. Maaf jika komentar OOT terpaksa kami hapus."

  1. Wahaha.. kampung bloofers yang ceria. Terlihat berbahagia sekali yaa para penghuninyaa.. Jika kampung itu benar-benar ada... ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Irma??? O.o

      Makin pengeeeen hiking sama Yuniiiii TT_TT

      Delete
    2. iyah aku? kenapa? aku irma.. hehhee..
      jadi pengen ikut hiking juga (sambil bawa Shaun) :D

      Delete
    3. wahahaha... tulisan edisi ngawur.

      Delete
  2. satu kata :kak insan keren bgus bnget tlsannya.

    ReplyDelete
  3. saya saat kecil jauhh dari penggambaran di atas...wlwkwkwkwk
    tapi bolehlah di filmkan kak^___^

    ReplyDelete
  4. cuma bisa senyum2 membacanya sambil dibayangkan, jadi ingat latarnya kayak di setting Laskar Pelangi. tulisan mas Insan kereeeeen.. dua jempol deh. xixixix..
    kampung Bloofers yang damai, ceria dan penuh aktivitas.
    "Bloofers, semoga suatu saat waktu mempertemukan kita" :)

    ReplyDelete
  5. Imajinasi ku langsung membawaku ke kampung indah itu.. sejuk, penuh semilir angin, tentram, dan tentunya bersahabat.

    Keerreeen ^^d

    ReplyDelete
  6. hehehehe... kampung bloofers, kampung impian.. saya seakan ada di sana mas, memainkan bola dan ditonton oleh teman-teman yang lain yang tentunya ngefans sama saya.. wkwkwkwkwk
    malamnya bercerita tentang bola, bareng Budiman arief, Yudhi yang sesekali saling ngeledek jagoan masing-masing.. hehehehe
    tentunya dengan rasa persaudaraan, rasa saling menyayangi dan pikiran serta hati yang jernih akan menjauhkan dari permusuhan..
    dan sekarang saya membayangkan jika kampung bloofers itu terisi para bloofers yang sudah dewasa.. #waduh.. makin larut saya dengan imajinasi... :) kereeen mas...

    ReplyDelete
  7. Wakakakakak...gilaa...masa aku yg jadi korban amukan anak2 kecil bandel itu..siapa td namanya..
    ada pemangsa, mas aul, mas aan, mas nit, mas andi...ggrrrhhh...awas kalian....#niat balas dendam pas udah gede...wakaakakakak...
    Eh..emang yg lain pada ga sekolah ya itu mas..mainan mulu...hahaha..#membuyarkan lamunan mas insan
    Besok kalo udah gede, si Nicknya pasti jd yg paling cantik..kan kecilnya (sok) model...hahaahaha...#mangacau

    Tapii..keren mas ilustrasinya, masing2 kuat sama karakternya...jd sambil ngebayangin ketemu mrk bersamaan..hahahaa :D
    Ditunggu episode dewasanya yak..#apadeh..hahaha

    ReplyDelete
  8. kerenn.. jadi kayak beneran yaaahh :D

    ReplyDelete
  9. wa'alaikum swlaam
    Hohoho...keceriaan anak-anak di kampung bagai negeri di atas awan ya Mas. Waktu saya kecil...mainnya ke sawah..atau ke lapangan nungguin kambing merumput sambil main layang-layang.

    masing-masing masa ada jalinan persahabatan..dengan warnanya masing..dengan keunikannya sendiri-sendiri...dan semuanya akan indah selalu selamanya. Tidak ada istilah MANTAN sahabat..keep cheers full

    ReplyDelete
  10. walaykumsalam warahmatulloh..
    huwaaaaaa.... keren bangetz, imajinasi ku langsung berpetualang bebas bersilaturahim ke kampung bloofers, berkenalan dengan seorang kaka tempat ku bertanya dan bertukar pikiran, subhanalloh indahnya persahabatan.
    *andaikan kampung itu benar2 nyata

    btw, kenapa Nick yang jadi korban yak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya tau' tuh mbak..mas insan curang..untung ada malaikat Tia dan Qefy..hahaha..sok bijak bgt mrk..-__-

      Delete
  11. bagus banget mas,, aku kangen masa2 kanak2 dulu, hmm menyenangkan :D

    ReplyDelete
  12. Ha ha ha.. Gag Kebayang saya Main bola bekel.....
    Sungguh aku betul - betul ingin berada dikampung itu dan menjadi warga sejatinya supaya kerinduanku dan impianku tuk berkumpul dengan warga-warga Bloofers menjadi kenyataan.. hehe ^_^

    ReplyDelete
  13. kereeeeennn 0m ceritanyaaaaa,,,,,
    "SUATU SAAT AllAH PASTI MEMPERTEMUKAN KITA"
    DI buat FIlM Kayanya kereeeeenn niiiihhh,,,,,

    mb nick kasihaaaannn kenaa sasaraaaaann meuu,,,, wkwkwkk,,, :p

    kk uthe N kk aisa enaaaak yaaaa kita makan d0naaatt,,,, :-)

    SEM0GA IMPIAN KITA WARGA KAMPUNG Bl00FERS TERKABUl "K0PDAR NASI0NAl",, Aamiin,,,,, :-*

    ReplyDelete
  14. curaaaaaaaaaanggg kisah cintaku di bloof ga di tulis wkwkwkw

    ReplyDelete
  15. Wa'alaikumussalam. Subhanallah.. Indahnya kebersamaan ini. Smoga bertahan hingga akhir waktu. ^_^
    Kampung bloofers dimana yah..? #amnesia mendadak

    ReplyDelete
  16. post aku tentang adek tadi, menuntun aku kesini,,,

    hehehehe, aku senyum bacanya,
    hangat sekali suasananya...

    sangat ingin menjadi bagian dari kisah itu :)

    ReplyDelete
  17. aku di suruh baca puisi? yang ada aku jadi mati berdiri... wegegegegegege..., ternyata imajinasi kang insan kereen juga ya ... :)

    ReplyDelete
  18. hahahaha, saya hobinya main badminton mas insan bukan main bola, tapi tak apa perlahan-lahan kampung akan kita buat menjadi kenyataan :D

    ReplyDelete
  19. mantap dongengnya, nidup kanciiiiiiiiiill... :D #gaknyambungdeh

    jempol 12 buat penulis :D

    ReplyDelete
  20. Kang Insaaaaaaaaan.. Uthe makan donatnya kan sambil baca manga Narutoo..
    ihihiii...
    satu kata buat tulisannya kang Insan... KEREEEEEEEEEEEEEEENNNNN....

    * Peluuuk seluruh bloofer ceweeeek...

    ReplyDelete
  21. namanya bloofers? bagus banget ya nama kampungnya...

    ReplyDelete
  22. hahahahahahaha, unik....makasih mas

    ReplyDelete
  23. donat, aku lebih suka brownis, mas Insan..
    donat itu kamuflase utk Uthe agar main dengan ku. hihihihi

    ReplyDelete
  24. aq gag paham jwe.
    heheheh.
    maklum bukan anak sastra.

    eh ntu cerita karangan atau asli sih?
    maap kalo salah.

    ReplyDelete
  25. Persahabatan yang meneduhkan hati.. :)

    ReplyDelete
  26. Wuahahaha.. KEREN!
    Unik kak. Tapi, waktu kecil saya memang jago maen kelereng. Saking jagonya, kalah terus. Wkwkwk..
    Syukran kak. Senyum tengah malam... :D

    ReplyDelete
  27. kenyennnnnnnnnnnnnnnnnnn kaka cakep ....

    ReplyDelete
  28. Waaaahhhh.... baru baca, seru kang.... :D
    lagi2 Nick jadi korban,.. :))

    ReplyDelete
  29. @Phuji Astuty LipiMoga Ririe Riza & Mira Lesmana membaca komentnya Uty...

    ReplyDelete
  30. @Nick Salsabiilagak tau kenapa mereka suka godain kamu Nick...
    tapi itu karakter yang pas buatmu. #menurutku wkwkwkwk

    aku kgak kuat nahan ketawa lihat anak berbaju seragam putih merah dengan centilnya berpose bak photo model...

    ReplyDelete
  31. @Hanafisilahkan menjadi bagian dari warga kampung bloofers, nuansanya bersahabat kok, siapapun akan betah

    ReplyDelete
  32. @MUHAMMAD RIDWANwegegegege....
    siapa dulu yang ngajari.., katanya apa pengen di tulis.. ditulis aja...

    ReplyDelete
  33. @auramankan kecilnya suka main bola..., lupa ya...??

    ReplyDelete
  34. @Aisa Juliawakakakakaka...
    oh gitu yah..., nyuap pake donat dong

    ReplyDelete
  35. @Ocha RhoshandhaSilahkan mampir di Kampung Bloofers Adik Ocha

    ReplyDelete
  36. @Andro Bhaskarawahahaha... perbedaan kan wajar...
    yg penting bisa menempatkan perbedaan tdk lebih tinggi dari persahabatan

    ReplyDelete
  37. @Irma Devi Santikasaya membayangkan Kampung Bloofers itu berada disebuah daerah kecil nan Asri, persaudaraannya cukup kuat, pokoknya bener2 menyenangkan

    ReplyDelete
  38. @Andro Bhaskarawakakakakaka... jadi kepengen ketemu Andro dewasa

    ReplyDelete
  39. @Ririe Khayanwah masa kecilnya indah banget, bisa bermain dilapangan, disawah, tidak semua anak2 bisa dapat kesempatan spt itu,,,, spt saya sendiri masa kecilnya sdh dijejali dgn polusi

    ReplyDelete
  40. @Rima Auliaiya nih saya membiarkan masing2 membangun imajinasinya sendiri2, sesuai keinginannya

    wahahahaha... kasian si Nick diledekin mulu.

    ReplyDelete
  41. @-AR-eh terimakasih mas AR...
    belajar ber fiksi, walo amburadul..

    ReplyDelete
  42. @Latifah Ratihsama Lathifah, sangat merindukan masa2 idah waktu kecil, semuanya serba indah..

    ReplyDelete
  43. @Harumi Putri Chayanimakasiiiihh Rumi...
    insya Allah nanti kampung Bloofers akan terwujud di kopdar Nasional... semoga

    ReplyDelete
  44. @ujeknanti di tulis di posting lain, judulnya "cinta ditolak dukun bertindak" wakakakakakaka...

    ReplyDelete
  45. @Erlangga Kusumawijayawah waktu cerita ditulis Angga, belum lahir kali..

    ReplyDelete
  46. @rusdah hayatiDulu belum ada Manga Naruto..., yang ada serial si unyil kaliiii...

    ReplyDelete
  47. @nggak letheg lagiPengen Tau kunjungi disini http://group.bloofers.org

    ReplyDelete
  48. @Qefy"Persahabatan yang lebih dari persahabatan"

    ReplyDelete
  49. @Arya Poetramakasih Arya...
    sekarang masih jago maen kelereng kan..??

    ReplyDelete
  50. @Bonit Notzgak Tau ya... kenapa Nick slalu jadi korban.

    larii ke Nick minta didoain, doa orang teraniaya cpt dikabulkan

    ReplyDelete
  51. @Insan RobbaniKapan yah semua akan terwujud? setidaknya KopDar Nasional... #Hope as soon as possible

    ReplyDelete
  52. Kampung bloofers belum nyata saja sudah indah yaaa :)
    Ayo buat gerakan membangun kampung yang menebar keceriaan dan kebersamaan :D hehehe

    ReplyDelete
  53. Akhirnya... bertemu dengan mereka tidak hanya di dunia maya dan dalam cerita kampung Bloof.. tapi sudah terwujud di Bulan Januari ^_^

    ReplyDelete