Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Aku
sudah tidak ingat lagi berapa lama menempuh perjalanan ini, berapa ribu
kilo meter kakiku melangkah, berapa banyak kejadian yang menghiasi
hidupku, aku terus melangkah dan akan selalu melangkah untuk merekam
jejak-jejak hidupku, yang akan menjadi bagian dari sejarah kehidupanku.
Ditengah perjalananku tiba-tiba pandanganku tertuju pada sebuah tulisan
ditugu yang bentuknya mirip candi kecil, disitu tertulis "Selamat datang di Kampung Bloofers" sebuah nama yang masih asing bagiku, tapi justru membuatku tergelitik untuk mengetahui lebih jauh tentang kampung itu.
Aku
mencoba menelusuri jalan menuju kampung itu, dikiri-kanan kulihat
rumah-rumah disematkan gambar lingkaran berwarna ungu, tapi ada satu
yang menarik perhatianku, sebuah rumah besar, sekilas semacam pendopo
kelurahan, membuatku berhenti sejenak dari perjalanan panjangku,
halamannya sungguh luas dan rindang, banyak ditumbuhi pepohonan. Di
tempat ini menjadi pilihan bagi anak-anak yang sedang menikmati
dunianya, bermain, bercanda, bergembira seolah tiada beban yang
menggelayuti pikirannya.
Kampung
Bloofers bukan hanya asri tapi juga dihuni oleh warganya yang
mengesankan, mereka menyambut kehadiranku dengan sangat ramah, banyak
senyum bertebaran disana-sini, mereka menghampirku dengan santun sambil
memperkenalkan dirinya satu persatu, oh sungguh aku menemukan keluarga
baru bak keluarga cemara, mereka adalah adik-adiku yang lucu, cantik dan
tampan, mereka telah membuatku merasa nyaman di kampung ini, Alhamdulillah. Setelah berkenalan dan saling tegur sapa merekapun berpencar larut dengan permainan sendiri.
Kulihat, si Aulia, Nitnot, Todi, Andro, Budiman, Yudhi khairi
lagi asyik bermain bola, berlari kesana kemari, sesekali mereka
bersorak manakala berhasil memasukkan bola ke gawang, di sudut halaman,
tepatnya di sebuah taman si Qefy lagi asyik dengan kamera
mainannya, jeprat sana, jepret sini berlagak seperti seorang pothografer
profesional, oh sungguh menyenangkan kehidupan anak-anak di kampung
Bloofers.
Sementara
di bawah pohon mangga nan rindang seorang anak berbadan agak kurus
tengah sibuk memainkan jemarinya diatas senar gitar, dia namanya Yudy,
ternyata petikan gitarnya lumayan juga untuk ukuran anak seusianya,
disamping Yudy ada dua anak yang ikut teriak-teriak menyanyikan lagu
walau suaranya cempreng dan cenderung fals, tapi percaya dirinya luar
biasa, ah si Irfan Dupont dan Ujek memang tergolong anak
yang paling bandel dan usil diantara mereka, suka ngejailin
teman-temannya, tapi sebenarnya keusilan Irfan Dupont dan Ujek hanya
untuk membuat suasana lebih akrab saja.
Di dekat pilar, berdiri si Ridwan dan Fadhli,
dengan suara lantang membaca puisi bersaut-sautan, entah karya siapa
aku tidak tahu, karena aku bukan orang yang tahu tentang puisi dan
sastra, tapi dengan semangat empat lima berdua membawakannya dengan gaya
seorang Usmar Ismail. Kemudian kualihkan pandanganku ke arah agak depan
dekat pintu masuk halaman, disana ada Arya, Ucank, Emi dan Arman
yang tengah serius bermain kelereng, walau kadang dibumbui keributan
kecil tapi mereka tetap kompak beradu ketrampilan memaikan kelerengnya,
sedangkan Angga dan Irfan yang paling kecil diantara mereka tampak asyik memainkan galasin, sungguh luar biasa suasana di Kampung Bloofers ini.
Sementara anak-anak putri lebih memilih bermain-main di beranda atau ruangan semacam pendopo, ada si Achi, Tia, Inuy dan Lathifah dengan lincahnya memainkan bola bekel, sementara si Irma tengah sibuk bermain dengan boneka shaun bersama Anna, di sebuah meja yang usang terlihat ada Selvi, Dhenok dan Ratri dengan seriusnya menulis di sebuah buku kecil, mereka sangat berobsesi ingin jadi penulis handal jika besar nanti, si Rima, Atun dan Bonits juga tidak kalah seriusnya membaca sebuah majalah anak-anak yang yang berisi cerita-cerita kepahlawanan.
Di sebuah sofa hijau ada si Pipi dengan cekatan memeriksa boneka memakai stetoskopnya, dibantu Uty dan Unee
yang juga tidak kalah cekatannya, cara mereka bertiga menggunakan
stestokop dan jarum suntik serasa sudah seperti dokter dan perawat
sungguhan, ada juga Uthe, Rumi dan Aisa yang lebih
memilih duduk disudut ruangan sambil menyantap kue donatnya daripada
bermain dengan teman-temannya, agak keluar dari teras Diqa, Awa, Ken dan Amel bermain lompat karet berpasang-pasangan, keempat anak yang seumuran itu terlihat kompak sekali.
Berbeda dengan anak putri lainnya terlihat si Cahya dan Armae
lebih suka bermain yang lebih keras dan menantang, dengan membawa tas
ransel besar dia berjalan naik-turun di gundukan tanah pasir, seolah
bergaya seperti seorang pendaki gunung, ah ada-ada aja tingkah dua anak
itu.
Dari kejauhan terlihat seorang anak putri berlari-lari, dengan seragam putih merah dan dipadu dengan kerudung putih, dia berlari kecil menuju teman putrinya, sambil berteriak "Aku ikut main bola bekel juga dong !", sontak si Achi yang sedari tadi cemberut karena main bola bekelnya dikalahkan Tia, semakin tambah cemberut lagi, dengan agak kesal dia menjawab "Gak boleh Nick", "kenapa gak boleh?" jawab Nick bingung, "Mainan sama yang lain sana", jawab Achi dengan cuek, mendadak raut wajah Nick jadi memelas, melihat Nick datang masih berseragam, Aulia dengan tampang sangar datang mendekatinya, "Hey Nick ganti baju dulu sono, nanti dimarahin mamamu", datang pula si Nitnot tidak kalah sangarnya, dia bilang "Iya Nick sono pulang dulu, masih pakai baju seragam mau mainan", dan si Andy yang sedari tadi sibuk membetulkan sepeda ontelnya juga ikutan ngeledek.
Sedangkan Aan
yang biasanya cool mendadak ikutan ngeledekin sambil berjoget-joget,
membuat wajah Nick menjadi semakin memelas sedih dan merasa di dzalimi.
Untung segera datang Tia menenangkannya "Sudah jangan nangis Nick", dari kejauhan tampak si Qefy menghampirinya, "Sini Nick !, jadi photo modelku saja",
sembari memamerkan camera mainannya, senyum Nickpun mulai bisa
mengembang, tak lama mereka berdua menuju ke taman, dengan pe-denya Nick
berpose bak photo model, aku tertawa kecil melihatnya.
Aku
masih berdiri disini mengamati dan merekam tingkah-polah ceria
anak-anak di kampung Bloofers, sebuah pemandangan yang menyentuh hati,
mereka tetap rukun dan bersatu walau kadang ada riak-riak kecil
perbedaan saat bermain bersama, itulah dunia anak-anak, dunia yang
selalu dipenuhi suasana ceria, dunia yang sederhana apa adanya dan dunia
yang tanpa saling curiga.
Sebuah
rangkaian kata kusematkan diantara awan putih di langit, dan berharap
semoga semua manusia di jagad raya ini bisa membacanya Bahwa persahabatan itu indah, persahabatan adalah kedamaian, Mari kita jadikan persahabatan kita sebagai "Persahabatan yang lebih dari persahabatan"
Wahaha.. kampung bloofers yang ceria. Terlihat berbahagia sekali yaa para penghuninyaa.. Jika kampung itu benar-benar ada... ;)
ReplyDeleteIrma??? O.o
DeleteMakin pengeeeen hiking sama Yuniiiii TT_TT
iyah aku? kenapa? aku irma.. hehhee..
Deletejadi pengen ikut hiking juga (sambil bawa Shaun) :D
wahahaha... tulisan edisi ngawur.
Deletesatu kata :kak insan keren bgus bnget tlsannya.
ReplyDeleteitu banyak kata de' Meutia.. wkwkwkwkwk
Deletesaya saat kecil jauhh dari penggambaran di atas...wlwkwkwkwk
ReplyDeletetapi bolehlah di filmkan kak^___^
cuma bisa senyum2 membacanya sambil dibayangkan, jadi ingat latarnya kayak di setting Laskar Pelangi. tulisan mas Insan kereeeeen.. dua jempol deh. xixixix..
ReplyDeletekampung Bloofers yang damai, ceria dan penuh aktivitas.
"Bloofers, semoga suatu saat waktu mempertemukan kita" :)
Imajinasi ku langsung membawaku ke kampung indah itu.. sejuk, penuh semilir angin, tentram, dan tentunya bersahabat.
ReplyDeleteKeerreeen ^^d
hehehehe... kampung bloofers, kampung impian.. saya seakan ada di sana mas, memainkan bola dan ditonton oleh teman-teman yang lain yang tentunya ngefans sama saya.. wkwkwkwkwk
ReplyDeletemalamnya bercerita tentang bola, bareng Budiman arief, Yudhi yang sesekali saling ngeledek jagoan masing-masing.. hehehehe
tentunya dengan rasa persaudaraan, rasa saling menyayangi dan pikiran serta hati yang jernih akan menjauhkan dari permusuhan..
dan sekarang saya membayangkan jika kampung bloofers itu terisi para bloofers yang sudah dewasa.. #waduh.. makin larut saya dengan imajinasi... :) kereeen mas...
Wakakakakak...gilaa...masa aku yg jadi korban amukan anak2 kecil bandel itu..siapa td namanya..
ReplyDeleteada pemangsa, mas aul, mas aan, mas nit, mas andi...ggrrrhhh...awas kalian....#niat balas dendam pas udah gede...wakaakakakak...
Eh..emang yg lain pada ga sekolah ya itu mas..mainan mulu...hahaha..#membuyarkan lamunan mas insan
Besok kalo udah gede, si Nicknya pasti jd yg paling cantik..kan kecilnya (sok) model...hahaahaha...#mangacau
Tapii..keren mas ilustrasinya, masing2 kuat sama karakternya...jd sambil ngebayangin ketemu mrk bersamaan..hahahaa :D
Ditunggu episode dewasanya yak..#apadeh..hahaha
kerenn.. jadi kayak beneran yaaahh :D
ReplyDeletewa'alaikum swlaam
ReplyDeleteHohoho...keceriaan anak-anak di kampung bagai negeri di atas awan ya Mas. Waktu saya kecil...mainnya ke sawah..atau ke lapangan nungguin kambing merumput sambil main layang-layang.
masing-masing masa ada jalinan persahabatan..dengan warnanya masing..dengan keunikannya sendiri-sendiri...dan semuanya akan indah selalu selamanya. Tidak ada istilah MANTAN sahabat..keep cheers full
walaykumsalam warahmatulloh..
ReplyDeletehuwaaaaaa.... keren bangetz, imajinasi ku langsung berpetualang bebas bersilaturahim ke kampung bloofers, berkenalan dengan seorang kaka tempat ku bertanya dan bertukar pikiran, subhanalloh indahnya persahabatan.
*andaikan kampung itu benar2 nyata
btw, kenapa Nick yang jadi korban yak?
Iya tau' tuh mbak..mas insan curang..untung ada malaikat Tia dan Qefy..hahaha..sok bijak bgt mrk..-__-
Deletebagus banget mas,, aku kangen masa2 kanak2 dulu, hmm menyenangkan :D
ReplyDeleteHa ha ha.. Gag Kebayang saya Main bola bekel.....
ReplyDeleteSungguh aku betul - betul ingin berada dikampung itu dan menjadi warga sejatinya supaya kerinduanku dan impianku tuk berkumpul dengan warga-warga Bloofers menjadi kenyataan.. hehe ^_^
kereeeeennn 0m ceritanyaaaaa,,,,,
ReplyDelete"SUATU SAAT AllAH PASTI MEMPERTEMUKAN KITA"
DI buat FIlM Kayanya kereeeeenn niiiihhh,,,,,
mb nick kasihaaaannn kenaa sasaraaaaann meuu,,,, wkwkwkk,,, :p
kk uthe N kk aisa enaaaak yaaaa kita makan d0naaatt,,,, :-)
SEM0GA IMPIAN KITA WARGA KAMPUNG Bl00FERS TERKABUl "K0PDAR NASI0NAl",, Aamiin,,,,, :-*
curaaaaaaaaaanggg kisah cintaku di bloof ga di tulis wkwkwkw
ReplyDeleteWa'alaikumussalam. Subhanallah.. Indahnya kebersamaan ini. Smoga bertahan hingga akhir waktu. ^_^
ReplyDeleteKampung bloofers dimana yah..? #amnesia mendadak
post aku tentang adek tadi, menuntun aku kesini,,,
ReplyDeletehehehehe, aku senyum bacanya,
hangat sekali suasananya...
sangat ingin menjadi bagian dari kisah itu :)
aku di suruh baca puisi? yang ada aku jadi mati berdiri... wegegegegegege..., ternyata imajinasi kang insan kereen juga ya ... :)
ReplyDeletehahahaha, saya hobinya main badminton mas insan bukan main bola, tapi tak apa perlahan-lahan kampung akan kita buat menjadi kenyataan :D
ReplyDeletemantap dongengnya, nidup kanciiiiiiiiiill... :D #gaknyambungdeh
ReplyDeletejempol 12 buat penulis :D
Kang Insaaaaaaaaan.. Uthe makan donatnya kan sambil baca manga Narutoo..
ReplyDeleteihihiii...
satu kata buat tulisannya kang Insan... KEREEEEEEEEEEEEEEENNNNN....
* Peluuuk seluruh bloofer ceweeeek...
namanya bloofers? bagus banget ya nama kampungnya...
ReplyDeletehahahahahahaha, unik....makasih mas
ReplyDeletedonat, aku lebih suka brownis, mas Insan..
ReplyDeletedonat itu kamuflase utk Uthe agar main dengan ku. hihihihi
aq gag paham jwe.
ReplyDeleteheheheh.
maklum bukan anak sastra.
eh ntu cerita karangan atau asli sih?
maap kalo salah.
Persahabatan yang meneduhkan hati.. :)
ReplyDeleteWuahahaha.. KEREN!
ReplyDeleteUnik kak. Tapi, waktu kecil saya memang jago maen kelereng. Saking jagonya, kalah terus. Wkwkwk..
Syukran kak. Senyum tengah malam... :D
kenyennnnnnnnnnnnnnnnnnn kaka cakep ....
ReplyDeleteWaaaahhhh.... baru baca, seru kang.... :D
ReplyDeletelagi2 Nick jadi korban,.. :))
@armaewahahaha... tulisan edisi ngawur..
ReplyDelete@Phuji Astuty LipiMoga Ririe Riza & Mira Lesmana membaca komentnya Uty...
ReplyDelete@meutia rahmahngeledek nih...
ReplyDelete@Yudhi E. PutrantoSetujuuu Yudhi...
ReplyDelete@Nick Salsabiilagak tau kenapa mereka suka godain kamu Nick...
ReplyDeletetapi itu karakter yang pas buatmu. #menurutku wkwkwkwk
aku kgak kuat nahan ketawa lihat anak berbaju seragam putih merah dengan centilnya berpose bak photo model...
@Hanafisilahkan menjadi bagian dari warga kampung bloofers, nuansanya bersahabat kok, siapapun akan betah
ReplyDelete@MUHAMMAD RIDWANwegegegege....
ReplyDeletesiapa dulu yang ngajari.., katanya apa pengen di tulis.. ditulis aja...
@Andy A.Fairussalamhahahahaha...
ReplyDeletekancilnya datang,,..
@auramankan kecilnya suka main bola..., lupa ya...??
ReplyDelete@Aisa Juliawakakakakaka...
ReplyDeleteoh gitu yah..., nyuap pake donat dong
@Ocha RhoshandhaSilahkan mampir di Kampung Bloofers Adik Ocha
ReplyDelete@Andro Bhaskarawahahaha... perbedaan kan wajar...
ReplyDeleteyg penting bisa menempatkan perbedaan tdk lebih tinggi dari persahabatan
@Irma Devi Santikasaya membayangkan Kampung Bloofers itu berada disebuah daerah kecil nan Asri, persaudaraannya cukup kuat, pokoknya bener2 menyenangkan
ReplyDelete@Andro Bhaskarawakakakakaka... jadi kepengen ketemu Andro dewasa
ReplyDelete@Adlina Haezahcuman tulisan iseng adek...
ReplyDelete@Ririe Khayanwah masa kecilnya indah banget, bisa bermain dilapangan, disawah, tidak semua anak2 bisa dapat kesempatan spt itu,,,, spt saya sendiri masa kecilnya sdh dijejali dgn polusi
ReplyDelete@Rima Auliaiya nih saya membiarkan masing2 membangun imajinasinya sendiri2, sesuai keinginannya
ReplyDeletewahahahaha... kasian si Nick diledekin mulu.
@-AR-eh terimakasih mas AR...
ReplyDeletebelajar ber fiksi, walo amburadul..
@Latifah Ratihsama Lathifah, sangat merindukan masa2 idah waktu kecil, semuanya serba indah..
ReplyDelete@Harumi Putri Chayanimakasiiiihh Rumi...
ReplyDeleteinsya Allah nanti kampung Bloofers akan terwujud di kopdar Nasional... semoga
@ujeknanti di tulis di posting lain, judulnya "cinta ditolak dukun bertindak" wakakakakakaka...
ReplyDelete@Erlangga Kusumawijayawah waktu cerita ditulis Angga, belum lahir kali..
ReplyDelete@BLACKBOXmaksih mas Fadhli
ReplyDelete@rusdah hayatiDulu belum ada Manga Naruto..., yang ada serial si unyil kaliiii...
ReplyDelete@nggak letheg lagiPengen Tau kunjungi disini http://group.bloofers.org
ReplyDelete@Qefy"Persahabatan yang lebih dari persahabatan"
ReplyDelete@Arya Poetramakasih Arya...
ReplyDeletesekarang masih jago maen kelereng kan..??
@jengjumintenMakasih dede
ReplyDelete@Bonit Notzgak Tau ya... kenapa Nick slalu jadi korban.
ReplyDeletelarii ke Nick minta didoain, doa orang teraniaya cpt dikabulkan
@Insan RobbaniKapan yah semua akan terwujud? setidaknya KopDar Nasional... #Hope as soon as possible
ReplyDelete@Nick SalsabiilaGak boleh protes,,,
ReplyDelete^_^
ReplyDeleteKampung bloofers belum nyata saja sudah indah yaaa :)
ReplyDeleteAyo buat gerakan membangun kampung yang menebar keceriaan dan kebersamaan :D hehehe
Akhirnya... bertemu dengan mereka tidak hanya di dunia maya dan dalam cerita kampung Bloof.. tapi sudah terwujud di Bulan Januari ^_^
ReplyDeletemasyaa Allah.
ReplyDelete