"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri: (QS. Ar Ra'du : 11)
Bismillahirrahmanirahiim
Sungguh aku harus selalu mensyukuri nikmat-nikmat yang diberikan-Nya, Hari ini aku dipertemukan dengan seorang yang hebat, yang semakin memotivasiku untuk terus berjuang tanpa mengenal kata menyerah. Rasanya bukan sebuah kebetulan jika Allah mempertemukan aku dengan sahabatku semasa di SMP dulu, tentunya ada hikmah dibalik itu, sebuah pertemuan yang sangat berharga bagiku, berbagai pelajaran hidup dipaparkan dengan jelas dan gamblang.
pict taken here |
Malam itu disalah satu Hypermart di Surabaya, kulihat ada sepasang mata yang menatapku, dari cara menatapnya seolah-olah ingin menyapaku tapi ada keraguan dihatinya. Akupun merasakan hal serupa dengan lelaki tersebut, perasaanku seperti pernah bertemu dengannya tapi kapan dan dimana aku tidak tahu, kucoba mengingat-ingatnya, tapi aku benar-benar lupa. Ah sudahlah barangkali ini perasaanku saja, aku berlalu dari lelaki itu menuju ketempat swalayan.
Entah karena memang Allah ingin memberi pelajaran pada hidupku, di tengah asyiknya aku mencari-cari barang yang kuinginkan, tiba-tiba aku ketemu lagi dengan lelaki tadi, dia sudah berdiri persis di sampingku, kami sempat kaget dan hanya saling pandang. Untuk menghilangkan kekakuan aku melempar senyum padanya, diapun membalas senyumku, kuberanikan diri untuk menyapanya.
“Maaf jika saya salah, sepertinya pernah mengenal anda”, aku memulai pembicaraan.
"Iya betul, saya sepertinya juga pernah mengenal anda”, lelaki membalas sapaanku.
Sambil mengingat-ingat kami saling bertanya dan saling memperkenalkan diri. Serentak hampir bersamaan kami tertawa. Ya Allah ternyata dia adalah si Aries, teman SMP-ku, kamipun berjabat tangan dengan erat dan sejenak melepas kangen dengan bercerita-cerita. Aku dan Aries memang teman sekelas waktu SMP, kebetulan kami punya kegemaran yang sama yaitu melukis tapi Aries lebih suka gaya surealisme sedangkan aku naturalisme.
Aries bukanlah tergolong anak yang cerdas tapi dia menutupi kekurangannya dengan cara mau bertanya dan mau bekerja keras karena dia memang type seorang yang pekerja keras. Tapi kenapa sekarang Aries memakai penyangga kaki? apa yang terjadi dengan kakinya, gumanku dalam hati sambil melirik penyangga kaki yang dipegangnya.
"Kamu pasti kaget, melihat keadaanku sekarang" Aries seolah tahu apa yang ku pikirkan, aku hanya diam takut menyinggung perasaannya.
"Ceritanya panjang, kapan-kapan kita ketemuan, rasanya sudah lama kita tidak bertemu" lanjut aries sembari menyodorkan kartu nama.
Kulirik alamat rumahnya ada di Komplek Margorejo, salah satu perumahan elite di Surabaya. Buru-buru akupun mengambil kartu nama padanya, setelah menyodorkan kartu nama, akupun berpamitan, dia berjanji akan menelponku untuk ketemuan.
***
Dua hari setelah pertemuan, aku ditelpon Aries dan diundang untuk datang kerumahnya, aku janji jam tujuh malam datang kerumahnya. Setelah Isya’ segera aku meluncur kerumahnya, tidak perlu waktu lama kira-kira dua puluh menit aku sudah berada didepan rumahnya, rumah yang lumayan besar untuk ukuranku. Tidak lama seorang wanita setengah tua membukakan pintu pagar untukku, serta mengantarku sampai teras, ternyata Aries sudah menungguku, akupun dipersilahkan masuk di ruang tamunya. Kulihat banyak lukisan-lukisan surealisme.
"Kamu masih seperti dulu Ris, suka dengan lukisan surealisme"
"Bagaimana dengan dirimu?" Aries balas bertanya.
"Aku tidak jauh-jauh dari dunia seni lukis, masih berkecimpung didunia desain grafis". pandanganku masih menikmati lukisan yang terpajang diruang tamu
Setelah kami cerita-cerita tentang masa lalu serta bertanya seputar masalah keluarga. Biasalah pertanyaan klasik untuk membuka pembicaraan adalah berapa anakmu, kerja dimana dan sebagainya, setelah itu kamipun terlarut dalam nostalgia masa SMP. Sampai akhirnya si Aris nyeletuk "kamu mungkin bertanya-tanya dengan kondisiku sekarang yang cacat", lagi-lagi aku tidak berani menjawab apa-apa, untuk menjaga perasaannya. Ariespun lalu menceritakan kejadian masa lalunya seperti yang aku tulis dibawah ini.
"Dulu selesai kuliah di Fak Tehnik, Alhamdulillah aku dapat kerja di bagian tehnisi sebuah perusahaan. Alhamdulillah posisiku sudah lumayan bagus, tapi suatu hari musibah datang padaku, karena kecelakaan kerja, membuat kakiku hampir saja diamputasi. Begitu kakiku satu cacat, aku seperti merasakan dunia ini sudah kiamat, aku benar-benar putus asa, apa yang bisa diharapkan dari seorang yang cacat sepertiku, siapa yang mau mempekerjakan orang yang cacat seperti aku. Aku merasakan diriku sudah seperti sampah, sikapku berubah drastis, aku menjadi seorang yang sensitif, gampang tersinggung dan gampang marah, mungkin karena stress yang berlebihan akibat ketidak siapanku menghadapi keadaan ini".
"Aku beruntung dianugerahi istri yang setia, baik dan shalihah, dia tidak pernah berhenti menyemangatiku, dia tidak pernah memperlakukanku selayaknya orang yang cacat". cerita Aries sambil memandangi photo wanita berjilbab yang terpasang didinding.
Aries berhenti sejenak sambil menyeruput kopi, seraya mempersilahkan aku untuk meminum kopi yang sudah dihidangkan.
"Aduh maaf ya kok aku cadi curhat begini ya. Ayo silakan diminum kopinya". ucapnya dengan ramah.
Aries berhenti sejenak sambil menyeruput kopi, seraya mempersilahkan aku untuk meminum kopi yang sudah dihidangkan.
"Aduh maaf ya kok aku cadi curhat begini ya. Ayo silakan diminum kopinya". ucapnya dengan ramah.
“Terimakasih”, jawabku sambil mengambil cangkir kopi.
“Bolehkah aku bertanya Ries”.
“Silakan”.
“Bagaimana kamu bisa mengatasi kesulitan dengan keadaan barumu, bukankah tidak mudah untuk mengembalikan kepercayaan diri dengan keadaanmu”.
Aries menghela napas panjang
“Pertanyaan yang bagus itu, seperti sudah kukatakan tadi, istriku tidak memperlakukanku selayaknya orang cacat. Disela-sela keputus-asaan dan keterpurukanku aku berpikir, apapun dan bagaimanapun keadaanku, aku adalah seorang kepala keluarga, aku tetap menjadi imam bagi istri dan anakku. Diibaratkan sebuah negara sekuat apapun negara tersebut, jika dipimpin oleh pemimpin yang lemah, maka tinggal menunggu keruntuhannya, selama aku diam mengurung diri dirumah, kebutuhan hidup hanya dari sisa pesangon dan santunan dari tempat kerjaku serta dibantu dari gaji istriku yang tidak besar".
Apakah begini namanya pemimpin?, apa layak aku disebut Imam?. Dari situ aku berpikir, bahwa aku harus bangkit, aku tidak mau hidupku jadi benalu hanya mengharap pada orang lain. Dulu aku bisa bertahan menghadapi rasa sakit antara hidup dan mati kenapa justru setelah saya sudah bisa mengalahkan rasa sakit malah lemah dan putus asa. Setiap malam dalam do'aku selalu memohon untuk diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi ujian ini, sampai suatu ketika aku seperti dibukakan pintu hatiku, "kaki boleh cacat, tapi hati dan pikiran tidak boleh ikut cacat".
"Saat itu aku seperti tertampar dan bangkit dari keterpurukanku. Dengan sisa uang yang ada aku jadikan untuk modal usahaku, jatuh bangun aku memulai dunia usaha, dunia yang masih baru bagiku, aku mulai dari A sampai Z ternyata hasilnya, tetap Nol Besar. Aku gagal total, boro-boro dapet untung bisa balik modal aja rasanya sudah alhamdulillah, aku kalah bersaing dengan pemodal yang besar. Ternyata semangat saja tidak cukup untuk bisa eksis di dunia usaha. Lagi-lagi pikiranku kembali goyah, aku mulai down lagi, dan lambat-laun semangatku mulai luruh. Aku seperti seorang bodoh yang tidak tahu harus berbuat apa", papar Aries sambil memandangi bulan dan bintang dari balik jendela.
***
"Ditengah kefrustasianku aku duduk di dipinggir tanah lapang, disitu biasanya anak-anak ramai bermain layang-layang, mungkin dengan melihat kelucuan anak-anak bisa mengurangi kegalauanku. Tapi anehnya ada satu anak yang memilih duduk di bawah pohon tidak jauh dariku, dengan memegang layang-layang bocah itu hanya duduk tenang sambil memperhatikan situasi disekelilingnya".
“Hei..!, mengapa engkau tidak mainkan layang-layangmu?”
Anak itu menoleh padaku sambil senyum.
“Rusakkah layang-layangmu”, tanyaku penasaran.
“Saya harus memainkan layang-layang disaat yang tepat Om”
“Hah, maksudnya apa itu?” aku makin penasaran.
“Tuh..! Om lihat sendiri, anak-anak yang bermain layang-layang, mana mungkin bisa terbang tinggi bila tidak ada angin yang berhembus, bermain layang-layang harus tahu saat yang tepat, layang-layangku harus bisa terbang lebih tinggi dari mereka”, jawab bocah itu dengan semangat dan percaya diri.
pict taken here |
"Itulah kalimat dari seorang bocah yang bisa kembali menginspirasiku, “Mainkan layang-layang disaat yang tepat”, kata-kata itu saya aplikasikan dalam segala kehidupan, dalam kehidupan sehari, dalam hal ibadah juga dalam hal berbisnis, artinya selain kerja keras juga harus kerja smart, selain bertindak juga harus tahu ilmunya". Lanjut Aries dengan semangat
"Akhirnya aku memulai membuka bengkel motor kecil-kecilan, dengan sisa uang yang aku punya, kemudian sambil jual beli motor bekas. Dari situ saya bisa mengumpulkan modal sedikit demi sedikit, kemudian membuka bengkel mobil. Alhamdulillah, usahaku makin berkembang, sampai akhirnya aku bisa buka show room mobil dan rent car, dan bertahan sampai sekarang".
Kata kuncinya kita harus pintar-pintar memainkan layang-layang disaat yang tepat. Harus bisa melihat situasi yang tepat saat melakukan tindakan dan menentukan sikap
~oOo~
Subhanallah, pertemuanku dengan Aries benar-benar membuat semangatku seperti di charge kembali. Tidak ada kata tidak bisa jika kita mau berusaha, jangan menunggu saat yang ideal menghampiri kita, karena tidak ada yang ideal dalam hidup ini, lakukan perubahan, tapi tetap berpijak pada realitas hidup.
Terimakasih ya Allah..., terimakasih Aries, telah memberi inspirasi bagiku, saya seperti melihat lukisan baru dari karyaku yang sudah usang.
Terima kasih atas inspirasi tentang "menerbangkan layang-layang di saat yang tepat" ini .. begitu menyentuh, setiap orang pasti pernah berada dalam situasi seperti Aries ..
ReplyDeleteLucunya .. ketika kita mencari kemana-mana akan sesuatu yang mungkin saja tidak kita ketahui, ternyata kita ngga perlu mencari jauh, saat tiba waktunya, Tuhan akan tunjukkan kebesaran-NYA .. dengan keyakinan diri.
nice, dapet satu motifasi lagi dari blog ini. kata kata indah yang mulai sekarang akan aku coba terapkan dalam kehidupanku. pintar pintar membaca situasi agar layang layangku bisa terbang lebih tinggi dari punya mereka.... :)
ReplyDeletebanyak sekali yang bisa di petik dari sini, kaki boleh cacat tetapi Allah masih menganugrahkan hati dan pikiran yang sehat, filosofi layang2nya pun benar, seperti laiknya right man in the right place, dalam melakukan sesuatu tidak hanya semangat yang diperlukan tetapi juga timing yang pas, mungkin karena itu juga kita diajarkan shalat istkharah, agar keputusan yang kita ambil bisa tepat
ReplyDeleteHmmm... cocok sekali dengan kondisi hatiku saat ini.... Sdg merasa gelisah karena kantin mulai sepi... Rasanya harus mencari hal2 berbeda yang bisa menarik perhatian pelanggan...
ReplyDeleteTulisannya menginspirasi...
bisa belajar banyak dari Aries ya mas, walaupun mempunyai kekurangan tapi bisa bangkit kembali
ReplyDelete@Animakasih Teh Ani, moga mampu menginspirasi...
ReplyDeletebetul Teh..., kadang kita mencari kemana-mana, padahal disekitar kita byk yg bisa menginspirasi kita.
sukses buat Teh Ani
@MUHAMMAD RIDWANbetul kang, saya juga belajar menggunakan filosofi sederhana "mainkan Layang-layang disaat yang tepat"
ReplyDelete@NFSubhanallah, komentarnya bagus banget, terimakasih sudah menambahkan untuk postngan ini.
ReplyDelete@nikenYups betul sekali mbak, sepertinya perlu membuat perubahan dan meningkatkan intensitas kerjanya..
ReplyDeletesemoga sukses ya mbak Niken
@Lidya - Mama Cal-VinBetul mbak, kaki boleh Cacat, yang penting hati, pikiran dan semangat tidak ikut cacat
ReplyDeletemakasih ya mbak Lidya
yang bisa membuat seseorang bisa bangkit pun karena di kelilingi oleh lingkungan yg selalu mensupport.. Berutunglah temennya mas Insan itu mempunyai istri yang tdk pernah memandang suaminya sbg org cacat :)
ReplyDelete@ke2naiBetul mbak, jadi aura positif lebih dominan dikeluarganya...
ReplyDeletesaya percaya mbak Myra begitu juga adanya
so really awesome Mas...true story yg amzing. Bangkit dari keterpurukan bukan hal yg mudah. Dan teman mas BUdi melakukannya dengan proses yang luar biasa. Dan memang manakala 'jatuh' kita memang perlu waktu utk mengendapkan emosi, menyembuhkan luka, bangkit berdiri dan berjalan lagi...dan 'mainkan layang-layang di saat yang tepat'. Saya juga melihat hal tersebut ada pada salah satu kakak saya...
ReplyDeleteMa kasih untuk sharing cerita yg inspiratifnya...semoga kita bisa menjadi pribadi yang tetap mampu bangkit saat mengalami 'tersandung'...
Terima kasih sahabat atas berbagi ceritanya ini.
ReplyDeleteKita yang tidak mempunyai cacat saja seringkali menggerutu dan tidak bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan kepada kita.
Banyak belajar di sini sahabat akan makna bersyukur dan berusaha serta berikhtiar, bukannya malahan menyesali nasib yang sebenarnya telah Allah gariskan kepada kita
@ririe khayanuntuk itulah rasanya sangat layak menurutku kisah ini di posting di blogku, agar kita bisa belajar bersyukur, atas nikmat-2 dari-Nya
ReplyDeletesemoga kakak Ririe, selalu menjadi inspirasi bagi banyak orang
Makasih mas atas sharenya.... menjadi tambahan motivasi bagiku dalam mengarungi hidup.... :)
ReplyDeleteSubhanallah... aku mampir ke blog ini pun atas ijinNya. dan beneran, aku belajar lagi, tanpa disadari, terkadang kita terjebak dalam rutinitas yang bisa saja membuat bosan. Lets move on, semangaaat :)
ReplyDeleteSubhanallah.. Pertemuan dengan sahabat lama yang sangat menginspirasi. Orang2 seperti itu yang selalu bisa menghidupkan hidupnya. Mainkan layang2an di saat tepat, saat angin terasa kencang, mainkan sampai tinggi :)
ReplyDeleteTerima kasih untuk postingannya mas, semakin hari semakin menginspirasi tulisannya. Saya terus belajar untuk tidak mengeluhkan hidup dari tulisan2nya mas :)
Semoga mas & keluarga selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
@Blog Keperawatanbetul mas Ferry, kadang malu dgn mereka yng punya keterbatasan, tp bisa eksis dalam hidupnya
ReplyDelete@Andro Bhaskarasama-sama, berbagi motivasi, agar byk yg merasakan
ReplyDelete@@yankmirasaya tau orang-2 seperti mbak Mira tdk boleh hilang semangat sedikitpun... semangaaaatt
ReplyDelete@Irma Devi Santikaayo tetap semangat Adikku Irma, jangan sampai ion negatif mendominasi dalam dirimu dan kehidupanmu..
ReplyDeletesemangat ya..
terima kasih atas artikel yg bermanfaat ini..
ReplyDeletejika berkenan follow back ya.
@Darmawan Saputraterimakasih kunjungannya, sdh follback
ReplyDeleteSubhanallah.. Pertemuan dg teman lama itu memang indah yah mas Insan. :)
ReplyDeleteMemainkan layang-layang itu ketika angin mengarah ke arah yg tepat dan memainkannya di tempat yg tepat juga. Jgn ditempat ramai, dekat tiang listrik, dll. Dan yg terpenting, ketika layangan terbang tinggi diatas sana, tetaplah pegang erat tali yg mengikatmu dengannya agar ia tidak terbang lepas di angkasa. ^_^
wow, sungguh sebuah pembelajaran berharga bagi kita semua mas....
ReplyDeletememainkan layang-layang di saat yang tepat. maknanya sungguh dalam. trims for share, sungguh ini sangat menginspirasiku untuk tau saat yang tepat 'memainkan layang-layang'ku....
thanks again mas Insan. :)
temannya luar biasa skali mas :)
ReplyDeletetemanmu luar biasa ya mas, termasuk istrinya juga
ReplyDeletekunjungan perdana ke sini :)
@Erlangga KusumawijayaBertemu dengan teman lama selalu menghadirkan perasaan yang mendalam
ReplyDeletemakasih Angga
@alaika abdullahterimakasih mbak Al..
ReplyDeletekita bisa belajar kepada siapapun termasuk pada kisah Aries
terimakasih kunjungannya mbak..
@Rahmi Aziza (mie)Terimakasih mbak Rahmi
ReplyDeletesaya pribadi merasa bersyukur bertemu dia
@Esti SulistyawanSaya bersyukur bisa ketemu setelah beberapa tahun terpisah
ReplyDeleteSelamat datang di blog sederhana ini Esti
gag tw kenpa, klo pak Insan Robbani ini crita pasti bikin aku tersentuh.Dari cara menuturkannya selalu saja mengalir. The best of the best kataku sih. ehehe...
ReplyDeleteAku banyak dapat pelajaran klo kesini.
sYUKRON sdah mengenalmu pak.
@Annur EL- Kareemaduuh jadi tersandung... ups... tersanjung...
ReplyDeleteterimakasih ya Annur yg udah bersedia singgah lagi...
saya jg terimakasih sdh mengenalmu
Mantap mas..two thumbs up deh buat mas..kisah mas Aries sendiri udah sangat inspiratif, ditambah dengan kemampuan mas insan bercerita dan bertutur dengan bahasa yang mengalir,jadi makin mantap lagi deh :)
ReplyDeleteKisah ini menjadikan pelajaran bagi kita semua, bahwa hidup adalah benar-benar perjuangan, berjuang tanpa kenal lelah meskipun sebesar apapun cobaan yang menimpa kita, tapi dengan kesabaran dan semangat insyaallah Allah akan selalu memberikan jalan keluar kepada kita semua.
menginspirasi,,,,
ReplyDeletethanks ya sharingnya,,,
@SeagateWah terimakasih mas Sigit..
ReplyDeleteSenang atas kunjungannya.
@obat tbc alamiTermakasih kunjungannya
ReplyDeleteMasya Allah, mas Aries .. seorang pejuang kehidupan ...
ReplyDeleteSalut... Semoga usahanya semakin lancar dan diberi kesehatan aamiin
Waktu yang tepat sebelum terlewat . .
ReplyDeletegood idea..
merinding kk, dengar backsongnya. .
sangat menginspirasi,,,
ReplyDeleteterimakasih atas sharingnya,,,
@MugniarBetul Mbak Niar, intinya dia mau belajar dari kesalahan dan kekalahan
ReplyDeletesaya amini doanya
@Filest BlogYups gunakan waktu dengan cepat dan tepat, sebelum terlewat.
ReplyDeletenice
@obat penyakit strokeTerimakasih..
ReplyDeleteterimakasih juga untuk kunjungannya
setiap mampir kesini selalu disunguhkan cerita2 inspiratif.. banyak belajar saya disini..
ReplyDelete@Didin Supriatnawah jadi tersanjung nih..
ReplyDeletetapi terimakasih kang kalau ini bisa bermanfaat
Alhamdulillaah... Sekarang ana dapat ilmu yang sangat luar biasa. Alhamdulillah.
ReplyDeleteJatuh adalah titik awal dari kebangkitan kita. Hemmm... Bertambah nih semangat ana..
Mendapat kesimpulan singkat nih dari cerita ini. Silaturahmi menambah Ilmu dan Pengalaman juga motivasi.
@Tatang Tajudin Ibnu SupyanAlhamdulillah jika tulisan ini bermanfaat dan bisa jadi pembangkit motivasi
ReplyDeleteTerimakash silaturahminya
cerita yang menggugah hati untuk selalu menghargai dan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepad kita.
ReplyDelete@Urang Kampoengterimakasih atas kunjungannya, semoga tulisan ini ada manfaatnya
ReplyDeletekembali lg mencari artikel yg mengetuk hati..
ReplyDeletemengambil makna dan hikmah dibalik layang-layang,great entri :D
ReplyDelete@Didin SupriatnaTerimakasih kunjungannya kang Didin, semoga artikel yg tersaji bermanfaat
ReplyDelete@loveheaven07Terimakasih kunjungannya, dari bermain layang2pun mengandung filosofinya
ReplyDeletesalam gan ...
ReplyDeletemenghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !
Aku sdg menurunkan layang2... dan tak tau kapan akan menaikkannya kembali. Rasanya seperti tak punya tali...
ReplyDeletedan terkadang kita tak dapat menaikkan "layangan" disaat yang tepat.... karena gak tahu ilmunya....
ReplyDeleteYa..intinya belajar..dan terus berusaha...
Trims postingannya...
Alhamdulillah........selalu mendapatkan hikmah yg bermanfaat tiap kali berkunjung ke blog ini .
ReplyDeleteSelama ini bunda selalu menjadi silent reader disini, karena tdk tau apa lagi yg hrs dikomentari dr tulisan2 indah bermakna di blog ini.
Terimakasih Mas Insan selalu berbagi ilmu dan semangat melalui tulisan.
salam hangat utk keluarga , semoga elalu sehat ,aamiin
Salam
setiap sesuatu pasti ada ibrahnya ya mas. bermain layang-layang pun demikian
ReplyDelete