Bismillahirahmanirrahiim
Dengan langkah tertatih-tatih dia berjalan memasuki komplek tempat tinggalku, hanya tongkat kayu yang hampir tidak berbentuk itulah yang selalu menemani kemana kakinya melangkah, seorang lelaki tua hidup sebatang kara. Entahlah siapa nama aslinya tidak ada yang tahu, tapi anak-anak memanggilnya dengan sebutan mbah Inggu, nama itu melekat padanya, karena sengaja atau tidak, dia datang ke lingkungan rumahku selalu hari Minggu (Inggu diambil dari kata Minggu)
pict taken here |
Apa yang istimewa dari mbah Inggu sampai membuatku menulis untuknya, dia adalah seorang yang sangat sayang dan sangat akrab dengan anak-anak dilsekitar rumah termasuk si Devon. Mbah Inggu sering membuatkan dan mengajari cara membuat mainan tradisional sederhana yang sudah jarang ada di jaman anak-anak sekarang.
Aku masih ingat ketika dia dengan sabar mengajari beberapa anak yang mengerubutinya untuk membuat mobil-mobilan dari kulit jeruk, dari kulit kelapa, membuat perahu kertas, pesawat dari kertas, dan mainan-mainan lain. Mainan yang sudah jarang ditemui anak-anak sekarang. Mbah Inggu memang akrab dengan dunia anak-anak, konon ceritanya dulu cucu semata wayangnya meninggal akibat terkena demam berdarah, mungkin dengan cara dekat dengan anak-anaklah yang bisa menjadi pelampiasan kasih sayangnya dan cintanya kepada cucunya.
Bukan itu saja, mbah Inggu juga sosok yang ramah dan selalu menebarkan senyum, ringan-tangan untuk membantu membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh didepan rumah, bahkan kadang membersihkan selokan-selokan meskipun tanpa disuruh, dan yang membuat dia benar-benar istimewa adalah mbah Inggu adalah sosok yang taat dalam ibadah.
Walaupun dengan kondisi sholat yang sudah tidak normal seperti jama'ah umumnya, tapi dia tidak pernah meninggalkan kewajiban sholat lima waktu dan serentetan doa selalu dipanjatkan kepada Allah Subhanallahu wa Ta'ala, manakala ada seseorang memberikan sesuatu padanya. Saya yakin doa-doanya ikhlas dia panjatkan, bisa dilihat dari mimik wajahnya dan sorot wajahnya.
Bukan itu saja, mbah Inggu juga sosok yang ramah dan selalu menebarkan senyum, ringan-tangan untuk membantu membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh didepan rumah, bahkan kadang membersihkan selokan-selokan meskipun tanpa disuruh, dan yang membuat dia benar-benar istimewa adalah mbah Inggu adalah sosok yang taat dalam ibadah.
Walaupun dengan kondisi sholat yang sudah tidak normal seperti jama'ah umumnya, tapi dia tidak pernah meninggalkan kewajiban sholat lima waktu dan serentetan doa selalu dipanjatkan kepada Allah Subhanallahu wa Ta'ala, manakala ada seseorang memberikan sesuatu padanya. Saya yakin doa-doanya ikhlas dia panjatkan, bisa dilihat dari mimik wajahnya dan sorot wajahnya.
Itulah mbah Inggu, sosok yang bersahaja dan apa adanya, berusaha menghabiskan sisa-sisa hari tuanya untuk sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, walau hanya sekedar membantu membersihkan kotoran-kotoran dan rumput-rumput liar. Tapi bagiku sesuatu yang sangat luar biasa jika dilihat dari kemampuan di usianya dan keikhlasannya.
Tapi sudah tiga minggu ini mbah Inggu tidak nampak kedatangannya, entah dimana dan ada apa dengan mbah Inggu, tidak seorangpun diantara kami yang tahu tempat tinggalnya. Mbah Inggu seperti malaikat yang dikirim dari langit, kami merindukan kehadirannya. Seluruh warga sudah menganggapnya seperti keluarga karena setiap ada acara di kampung, setiap ada kerja bakti dia selalu ada untuk kami. Semoga Allah Ta'ala selalu menjaga dan melindungi mbah Inggu, jika dia sakit semoga segera di beri kesembuhan.
Akhirnya kami menyadari, Persahabatan itu tidak bisa dibeli, persahabatan tidak mengenal sekat-sekat perbedaan, persahabatan itu tulus keluar dari hati yang suci. Hari ini kami merindukan mbah Inggu, kami mengenang mbah Inggu, bukan dari kekayaan dan status sosialnya, tetapi karena kebaikan dan ketulusan serta keikhlasannya hatinya. Semoga Allah merahmati orang-orang seperti mbah Inggu. Aamiin
"Hari ini aku belajar dari mbah Inggu tentang makna ketulusan dan keikhlasan
seseorang dikenang bukan hanya karena kekayaan dan kepandaiannya
tapi hari ini aku mengenang mbah Inggu karena ketulusan dan keikhlasannya"
posting yang mantab mas. tentang persahabatan yang dahsyat. aku juga pernah punya sahabat sahabat yang mampu melampaui segala rintangan dan pengghalan keegoisan dalam diri masing masing. sahabat yang ketika ada, kita makan bersama, yang ketika tiada, kita tahan bersama. sahabat yang bisa memberiku penilaiannya, sahabat yang bisa menyalahkanku saat salah, yang bisa berkata tidak untuk hal hal salah yang ingin aku lakukan. walau kini jarak memisahkan kami, tapi tetap, mereka adalah sahabat di hatiku. sampai kapanpun.
ReplyDeletemaaf jadi curcol mas... :)
sekarang, aku masih yakin, bahwa di setiap tempat yang aku singgahi, aku akan selalu mendapatkan orang orang seperti mereka.
smoga beliau sehat2 saja ya kak, persahabatan bisa terjalin tanpa mengenal usia dan status, kalau beliau berkunjung lagi jgn lupa tanya alamat rumahnya kak, kan sekali2 bisa bersilaturrahmi, kalau beliau ngak muncul2 bisa mencari beliau ke rumahnya .
ReplyDeleteTurut mengaminkan doanya untuk mbah Inggu. Nice posting Mas, menjadi cermin buat kita semua, betapa untuk dikenang itu sangat sederhana yaa
ReplyDeleteSemoga mbak Inggu baik-baik saja, dan minggu depan bisa datang lagi di sekitar tempat tinggal kak Insan... :)
ReplyDeleteBaca postingan ini, sambil dengerin backound blognya, menenangkan sekali kak :)
emang dicari-cari kemana-mana enggak ada ya mas? semoga mbah Inggu senantiasa seger waras selalu
ReplyDeleteThee nicest person and unforgetable, is a person who always doing and giving deep from his/her heart.
ReplyDelete~Titie Surya~
@MUHAMMAD RIDWANwah indah sekali persahabatannya kang..., selama kita bersahabat dgn tulus dan ikhlas maka akan langgeng walau jarak memisahkan...
ReplyDeletesemoga makin banyak orang yang menyayangi kang Ridwan
@meutia rahmahnah itu dia masalahnya, dia tempatnya tidak menetap, maklum dia sebatang kara, tapi yang jelas, mbah Inggu sudah bertahun2 membantu warga sekitarku
ReplyDelete@@yankmiraseperti mbak Mira jika membantu orang menjadi sukses dan lebih baik, insya Allah akan dikenang banyak orang
ReplyDelete@armaeSemoga Arie...
ReplyDeleteberharap mbah Inggu baik2 adanya..
mendengar backsound ini rasanya gimana gitu...
@Lozz AkbarMbah Inggu itu nomaden alias suka berpindah-pindah
ReplyDelete@Prima Pustaka Publishingterimakasih mbak Titie, ini karena nasehat dan pelajaran yang mbak Titie berikan
ReplyDeletewaaahhh sungguh sosok mbah yang 'keren'. ntar kalo mbah Inggunya datang ke kompleks lagi, ajakin futu kak trus buat postingan lagi. aku gampang kagum dengan orang2 seperti beliau^^ (pengen liat orangnya)
ReplyDeleteketulusan dan keihklasan sepertinya lebih bernilai :)
ReplyDelete@Phuji Astuty Lipioke.., mudah2an mbah Inggu kembali lagi..., anak-anak juga sdh pada kangen dengan mbah Inggu
ReplyDelete@NFBetul mbak, bermodal ketulusan dan keikhlasan mbah Inggu bisa mendapatkan cinta dari anak-anak dan warga semua
ReplyDeletebaca crt ini sy jadi inget sosok seorang bapak tua pedagang asongan yg selalu keliling komplek.. Biasanya sy & keluarga selalu memberikan (bukannya di jual) barang2 yg udah gak terpakai ke bapak itu. Selain karena kasihan udah tua, sy suka aja kalo liat bapak itu udah tersenyum.. Tapi udah beberapa lama kami gak lihat beliau lagi, entah kemana.. Semoag beliau selalu berada dalam lindungan Nya. Amin..
ReplyDeletesosok yang bisa menjadi inspirasi bagi orang lain... salut buat mbak Inggu...,,klo lewat lgi titip slam yah semoga beliau selalu sehat wal afiat... Amin
ReplyDeleteKang kedua blognya sudah sya Follow..
dtnggu follbacknya kang... :)
Mbah Inggu, semoga selalu di berikan kesehatan..
ReplyDeleteSemoga kita bisa belajar dari ketulusan dan keikhlasan beliau ya..
sosok-sosok seperti ini memang akan selalu hidup di hati kita, terlepas dari keberadaannya yang masih di bumi atau sudah berpindah ke alam lain... namun... kenangan akannya akan hidup sepanjang masa....
ReplyDeletesemoga Allah senantiasa memberinya ketenangan, kenyamanan dan kebahagiaan, dimanapun mba Inggu kini berada... amin.
thx for share ya mas.
@ke2naiwah ceritanya hampir mirip ya mbak, kalau bukan kita2 yg membantu mereka siapa lagi ya.., sekalian mendidik putra-putrinya utk belajar berbagi
ReplyDelete@Chumhienk™iya... makasih kang, saya jg sdh folback..
ReplyDelete@Nchie Hanieamin...
ReplyDeleteselalu berharap bisa belajar
@alaika abdullahmakasih mbak Al..
ReplyDeleteituulah indahnya persahabatan didasari tetulusan, keikhlasan tanpa pamrih..
berharap persahabatan kirta semua antar blogger jg begitu adanya
Posting ini memberikan pelajaran bagi semua,, isinya sangat bermanfaat.. memang dalam hidup ini yang terpenting adalah perbuatan.. bukan kekayaan,, kekuatan,, dsb.. semoga orang2 baik mendapat yang terbaik dari yang maha baik... aku tergugah dari posting ini,, semoga aq selalu termotivasi untuk berbuat baik dan bertingkah laku baik... salam blogger sobat..
ReplyDeleteBanyak sosok2 spt mbah Inggu ada disekitar kita. Sering hanya dipandang sebelah mata, padahal kita bisa mengambil pelajaran hidup dari sosok2 itu.
ReplyDeleteDi dekat rumah ada seorang mbok tua yang usianya sudah 75 thnan, tapi tetap semangat berjualan rokok, kopi dan gorengan. Dia bilang tidak mau bergantung pada anak2nya selama dia msh bisa berjalan.
@Didin SupriatnaTerimakasih Mas Didin, merasa tersanjung dengan kunjungannya
ReplyDeleteterimakasih
@nikenbetul mbak Niken, kita memang harus belajar dengan semangat juangnya, usia tua bukan alasan untuk mengeluh..
ReplyDeleteterimakasih mbak
Pak, tak adakah yang bertanya ketika ia ada bersama dengan anak di sekitar?
ReplyDeleteSubhanallah...
Maha suci Allah yang menuakan juga melahirkan manusia. Pelajaran berharga dari orang yang dianggap biasa2 saja, tapi ia justru sangat luar biasa di mata saya
membaca tulisan ini sambil mendengarkan backsoudnya jadi ingat Alm. kakek dan Alm. opung :')
ReplyDeleteSemoga Mbah Inggu baik2 saja.
Sekali lagi saya belajar tentang mensyukuri hidup, persahabatan, dan hidup dengan penuh manfaat pada orang lain :)
@anazkiadia orang yang nomaden, tidak menetap disatu tempat, tapi dia ada dimana-mana ketika orang2 membutuhkan
ReplyDeleteterimakasih kunjungannya
@Irma Devi Santikasemoga Alm Kakek dan Alm Opung berbahagia di Surga-Nya.
ReplyDeletesemoga mbah Inggu segera kembali ya
Semoga mBah Inggu selalu dalam lindungan Tuhan
ReplyDelete@NunoAmin...
ReplyDeleteTerimakasih kunjungannya
Terima kasih atas artikelnya.
ReplyDeleteo iya selama saya jelajah mencari ilmu dengan blogwalking, menurut saya anda memiliki kelebihan tersendiri dari situs-situs lain dan jujur potensi anda juga sangat bagus, banyak juga ilmu yang saya pelajari disini jika ada waktu saya akan berkunjung lagi.
Bila berkenan follow balik ya sob :D
#Semoga sehat selalu :D
@Darmawan Saputraterimakasih, jadi tersanjung nih, silahkan berkunjung,selalu terbuka untuk siapapun
ReplyDeleteceritanya pas mantap bisa digambarkan secara runut dan detail. Wah kayaknya saya belum memiliki kemampuan demikian mas. Smoga bisa belajar dari yang senior dan keren :) slam kenal mas.
ReplyDelete@Christanty Putri Artywah mbak Chris suka merendah ih, padahal kemampuannya bagus loh apalagi masalah tutorial.
ReplyDelete